Humaniora

Kisah Ashar, Pria yang Ketinggalan Pesawat Usai Terjebak Longsor di Majene

Wacana.info
Gambar Dari Udara Kondisi Longsor di Sangiang yang Menutup Seluruh Badan Jalan. (Foto/WhatsApp Grup)

MAJENE--Jalur trans Sulawesi penghubung Kabupaten Mamuju-Majene lumpuh total. Itu setelah tumpukan material longsor menutupi seluruh badan jalan di Sangiang, Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, Majene.

Kendaraan baik dari arah Mamuju ke Majene maupun sebaliknya praktis terhenti. Kemacetan pun mengular hingga berkilometer panjangnya. Bagi mereka yang tetap ingin melewati akses itu, warga sekitar menyediakan transportasi alternatif berupa perahu katinting.

Muh Ashar, penumpang salah satu PO bis dari Mamuju memilih untuk naik perahu katinting agar dapat melewati titik longsor. Ia dan beberapa penumpang lainnya pun harus mengeluarkan biaya untuk layanan tersebut.

"Karena ada satu agenda penting, makanya terpaksa lewati longsor dengan penumpang naik perahu katinting. Ada beberapa penumpang tadi yang memanfaatkan jalur alternatif itu. Biayanya antara 30 Ribu sampai 50 Ribu," ujar Ashar kepada WACANA.Info, Jumat (28/10) pagi.

Di atas perahu katinting, Ashar dan beberapa penumpang lainnya menghabiskan waktu hingga 10 menit hanya untuk melewati kawasan yang tertutup material longsor tersebut. Ashar pun harus rela menerima kenyataan jadwal keberangkatannya di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sudah tak lagi terkejar.

"Lama itu baru bisa selesai proses pengerjaannya. Karena saya lihat, bukan lagi material longsor biasa. Bukitnya yang jatuh menutupi jalan itu. Harus pakai banyak alat berat dan memakan waktu lebih dari dua hari, kalau saya lihat. Kalau saya, jelas sudah tidak terkejar lagi tiket pesawatku di Makassar ini," sambung Ashar, owner Ngalo Rock Cafe Mamuju yang hendak menghadiri satu agenda di Balikpapan, Kalimantan Timur itu.

Muh Ashar yang Terpaksa Menggunakan Perahu Katinting untuk Melewati Kawasan Longsor di Majene. (Foto/Istimewa)

Terdapat beberapa perahu katinting yang disiapkan warga di sana. Dipersiapan khusus bagi siapa saja yang hendak menyeberang melewati kawasan longsor.

"Ada beberapa perahu tadi itu. Kalau saya lihat, memang sudah jadi sumber pendapatan warga setempat juga," begitu kata Muh Ashar.

Kepala BPBD Majene, Ilhamsyah. (Foto/Manaf Harmay)

Cuaca Mendukung, Trans Sulawesi Bisa Diakses Malam Ini

Pemerintah daerah mematok target jalur trans Sulawesi dapat terkoneksi kembali malam ini. Dengan catatan, cuaca selama proses pengerjaan jalan mendukung.

Kepala BPBD Kabupaten Majene, Ilhamsyah mengaku, pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak terkait untuk penanganan longsor yang menutup seluruh badan jalan di Sangiang.

"Saya baru bicara dengan pihak balai. Mereka dia estimasi malam ini bisa tembus. Kalau cuaca mendukung," kata Ilhamsyah saat dihubungi via sambungan telepon.

Menyegerakan koneksivitas jalur trans Sulawesi yang hingga kini masih terputus itu adalah sesuatu yang sifatnya mendesak. Betapa tidak, saat ini terdapat sejumlah kendaraan yang bersifat urgen sedang mangantre akibat putusnya jalur trans Sulawesi itu. 

Dari ambulance, truk pengangkut BBM, pembawa logistik, hingga urusan penting lainnya oleh para pengguna jalan yang terpaksa harus tertunda.

"Kalau hujan lagi, yah bisa saja sampai besok. Targetnya dari pihak Balai itu paling tidak bisa terhubung dulu malam ini. Paling penting dulu kendaraan bisa lewat. Semoga semua berjalan lancar," sambung Ilhamsyah.

"Ada lima alat berat yang akan bekerja di sana. Ekskavator, ada juga loader. Total alat berat itu ada lima unit," pungkas Ilhamsyah. (Naf/A)