Tiga Bulan Tanpa Kabar, Keluarga Syamsul Kian Cemas

Wacana.info
Fitriani bersama Dua Anaknya dan sang Mertua. (Foto/Chaliq)

MAJENE--Air mata Fitriani (28) terus menetes. Ditemui di kediamannya di desa Lalatedong, Sendana, kabupaten Majene akhir pekan kemarin, terlihat jelas ia masih dirundung duka yang teramat dalam.

Betapa tidak, suaminya Syamsul Saguni (38) sejak tiga bulan terakhir belum juga ada kabar. Informasi yang beredar, Samsul jadi salah satu korban penyaderaan kelompok separatis di Filipina.

Kesedihan Fitri pun semakin menjadi saat dirinya memperoleh kabar bahwa Usman, rekan kerja Samsul telah berhasil meloloskan diri dari kelompok separatis itu.

"Sedih bercampur bahagia Pak. Sedihnya karena suami saya sendiri masih di sandera. Tapi bahagia juga dengar kalau Usman sudah berhasil meloloskan diri," ujar Fitriani kepada WACANA.Info.

Syamsul yang sempat menghubungi isterinya via sambungan telpon mengaku dalam kondisi yang baik-baik saja. Kata Fitriani, suaminya itu meminta agar pihak perusahaan segera menebus permintaan yang dipersyaratkan oleh para kelompok separatis tersebut.

Syamsul dan Usman sendiri dikabarkan disandera oleh kelompok separatis saat mencari ikan di perairan Pulau Gaya Semporna, Sabah, Malaysia sejak Senin, 10 September 2018 lalu. Kedua warga Lalatedong, kecamatan Sendana ini bekerja di kapal motor Dwijaya I milik pengusaha Malaysia. 

Syamsul bertugas sebagai Kapten sementara Usman anak buahnya.

Syamsul sendiri diketahui merupakan tulang punggung perekonomian keluarga. Sejak tak lagi bersama suaminya, Fitriani pun terpaksa harus memutar otak untu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Fitriani kini sedaang merintis usaha jual barang via online.

"Modalnya gaji suami saya yang dikirim pihak perusahaan setelah disandera," cetus Fitriani.

Di tengah kepasrahan, Fitriani tetap berharap agar suaminya segera dibebaskan agar dapat kembali berkumpul bersama keluarga. Tak banyak yang dapat ia lakukan selain berdoa demi keselematan Syamsul Saguni. (Rumi/A)