Salim-Hasanuddin di 6 Persen, PSI: Pilkada Sulbar Masih Dinamis

Wacana.info
Salim-Hasanuddin Saat Mendaftar ke KPU. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Pasangan Ali Baal Masdar (ABM)-Enny Anggraeni Anwar dianggap memiliki tingkat eklektabilitas tertinggi di atara 3 pasangan kandidat lainnya di Pemilukada Sulawesi Barat 2017 mendatang. 

Meski begitu, jalannya Pemilukada di Sulawesi Barat masih dinamis. Direktur Eksekutif Pedoman Suara Indonesia (PSI), Arif Wicaksono menyebut, kontestasi jelang pesta demokrasi di Sulawesi Barat belum bisa diprediksi.

"Pilkada di Sulbar masih cukup dinamis. Semua masih misah terjadi," sebut Arif Wicaksono.

Seperti diberitakan, lembaga survei Polmark Indonesia baru-baru menempatkan ABM-Enny di posisi teratas dengan tingkat elektabilitas sebesar 32,9 Persen. Duet Suhardi Duka (SDK)-Kalma di posisi runner up dengan 18,9 Persen dan Salim S Mengga-Hasanuddin Mas'ud di posisi ketiga dengan tingkat elektabilitas di kisaran 6 Persen.

Menurut Arif, angka-angka di atas, masih bisa berubah. Seiring berjalannya waktu dan strategi politik dari masing-masing kandidat, hasil survei tersebut bukan tidak mungkin untuk berubah drastis.

Terkhusus kepada pasangan Salim S Mengga-Hasanuddin Mas'ud, Arif menjelaskan, masih cukup waktu bagi jagoan Golkar itu untuk mengejar ketertinggalan dari dua pasangan lainnya.

"Saya pikir, apapun masih bisa terjadi. Di sisa waktu beberapa bulan ini, kondisi bisa saja berbeda. Termasuk Pak Salim-Hasanuddin yang ditempatkan di posisi paling akhir. Jika strategi yang digunakan tepat, saya kira angka itu bisa terkejar," kata Arif.

Salim S Mengga dikenal sebagai tokoh kharismatik dengan 'massa garis keras' yang cukup loyal. Belum lagi Hasanuddin Mas'ud yang dikonotasikan sebagai figur dengan kekuatan finansial fantastis disebut sebagai perpaduan yang cukup kuat untuk mampu menjadi penantang serius di Pemilukada nanti.

"Asal strateginya pas, saya pikir Salim-Hasan mampu untuk itu. Apalagi, di Polman dengan jumlah wajib pilih yang cukup besar, suara untuk Salim-Hasanuddin bisa signifikan di sana. Apalagi dengan melihat mesin Golkar yang cukup handal di momentum-momentum politik seperti Pilkada ini," tutup Arif Wicaksono. (A/Naf)