Seleksi Komisioner KPID Sulbar Periode 2022-2025

Timsel KPID Konsultasi Hingga ke Jabar, Hasilnya ?

Wacana.info
Kunjungan Timsel KPID Sulbar ke KPID Jabar. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Tim Seleksi (Timsel) calon anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Sulawesi Barat melakukan konsultasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Republik Indonesia serta dengan KPID Provinsi Jawa Barat. Di KPI Republik Indonesia, kunjungan Timsel diterima oleh analis kebijakan di Kantor KPI, Sinar Ria Belawati, Kamis, 21 Oktober 2021. 

Sementara dalam lawatannya ke Jawa Barat sehari setelahnya, Timsel diterima langsung oleh Ketua KPID dan Ketua Timsel KPID Jawa Barat, di ruang Rapat KPID Jawa Barat, Bandung. 

Sejumlah informasi penting diperoleh oleh Timsel dalam rangkaian kunjungannya itu. Setidaknya bakal menjadi pertimbangan dalam proses seleksi calon anggota KPID Sulawesi Barat masa jabatan 2022-2025. 

"Kami menerima banyak masukan dan pandangan serta pendapat. Utamanya terkait dengan materi seleksi maupun teknik atau mekanisme seleksi bagi calon anggota KPID. Ini akan menjadi catatan penting bagi kami dalam mengambil kebijakan bersama dengan Timsel lainnya," beber ketua Timsel KPID Sulawesi Barat, Muliadi Harli seperti dikutip dari keterangan tertulis Timsel yang diterima WACANA.Info, Minggu (24/10).

Dijelaskan Muliadi, Timsel KPID dipertemukan dan diterima langsung bahkan terlibat diskusi serius dengan Dadang Rahmat Hidayat, pria yang mantan komisioner KPID Jawa Barat dua periode. Termasuk dengan mantan komisioner dan Timsel KPI Pusat yang bahkan terakhir merupakan ketua Timsel KPID Jawa Barat belum lama ini.

"Kami sungguh bersyukur karena dipertemukan dengan Pak Dadang yang selain khatam dengan KPI dan KPID, juga merupakan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung. Kepakaran serta pengalamannya sebagai Timsel juga sekaligus komisioner komisi penyiaran amatlah mumpuni. Darinya kami banyak menimba pengetahuan baru," sambung Muliadi, wakil ketua STAIN Majene itu.

Sementara itu, Rahmat Idrus, anggota Timsel KPID Sulawesi Barat menambahkan, sejak Timsel terbentuk, hingga proses tahapan pendaftaran calon anggota komisioner KPID Sulawesi Barat dimulai, pihaknya telah menjalani seluruh rangkaian tahapan itu dengan tepat. Sesuai dengan regulasi yang berlaku.

"Hasil diskusi dan konsultasi kami menjelaskan bahwa sejumlah syarat yang telah ditetapkan oleh Timsel KPID Sulbar telah tepat. Selain sesuai dengan regulasi yang ada, juga telah mendapatkan penjelasan dari ahli. Termasuk syarat usia dan perlakukan terhadap incumbent," kata Rahmat Idrus. 

Sekretaris Timsel KPID Sulbar, April Azhari.(Foto/Istimewa)

Badai pandemi yang ujungnya tak menentu itu, sambung Rahmat, juga akan ikut berpengaruh terhadap mekanisme seleksi yang ada. Sebagaimana pelaksanaan seleksi yang telah dilakukan oleh sejumlah daerah di era pandemi. Termasuk di Jawa Barat belum lama ini. 

"Saya kira, kami pun akan ikut mempertimbangkan serta memantau perkembangan dari hari ke hari, termasuk kondisi pandemi. Terakhir kami dapat info bahwa kembali Gubernur Sulbar keluarkan Surat Edaran Nomor 35 Tahun 2021 tentang Penyesuaian Pelaksanaan Sistem Kerja Aapartur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Corona Vitus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Sulawesi Barat. Nah, hal yang seperti ini, kemungkinan akan menjadi pertimbangan khusus bagi kami. Termasuk jika harus memperpajang atau melakukan penambahan waktu pendaftaran mengingat sistem pelayanan dan regulasi yang ada," urai dia.

Timsel KPID Sulawesi Barat akan mengambil langkah tepat dan baik. Termasuk dengan tetap mempertimbangkan kepentingan publik dan masyarakat penyiaran. Khususnya bagi mereka yang berminat untuk ikut ambil bagian dalam proses seleksi yang tengah berjalan saat ini.

Sekretaris Timsel KPID Sulawesi Barat, April Ashari Hardi mengungkapkan, model Computer Based Test (CBT) juga jadi hal yang menjadi pertimbangan Timsel. Hal itu juga terkait sengan pola dan mekanisme yang telah dilakukan oleh Timsel KPID Jawa Barat.

"Syarat pemberlakuan model CBT juga kini menjadi mempertimbangkan kami. Utamanya jika jumlah peserta kelak membeludak. Bahkan termasuk jika nantinya kondisi pandemi kian tidak memungkinkan, maka sistem wawancara Timsel juga kemungkinan akan ikut menyesuaikan. Dan hal-hal begitu itulah yang kami dapatkan dalam diskusi dan konsultasi yang telah kami lakukan, baik di Jakarta maupun di Bandung," beber April. 

Untuk pelaksanaan test tertulis, psikologi dan wawancara, masih April, sedapat mungkin tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi yang ada.

"Kita akan mengupayakan selalu ada pertimbangan konteks. Baik itu pandemi maupun jumlah dan kondisi pendaftar. Seperti test tulis, psikologi dan wawancara, kami akan mengupayakan berada dalam satu rangkaian untuk memudahkan peserta atau calon, secara teknis. Intinya kami sepakat akan mengefektifkan dan komitmen untuk bekerja secara maksimal dan profesional. Artinya tetap merujuk kepada perundang-undangan yang ada," kata pra pencinta klub sepak bola PSM Makassar itu.

"Dalam pembahasan diskusi kita kemarin itu, begitu banyak menyinggung dan membahas tentang perempuan. Sehingga menurut saya, penting ada keterwakilan perempuan di dalam KPID ke depan. Tetapi ini bukan hanya persoalan gender, tapi bagaimana peranan perempuan dalam men-counter siaran-siaran yang menyudutkan perempuan dan anak," begitu kata Ika Lisrayani, satu-satunya perempuan di jajaran Timsel KPID Sulawesi Barat. (*/Naf)