"Tetap Jaga Nilai Kebudayaan Lokal Kita"

Wacana.info
Puncang Acara Hari Jadi Sanggar Seni Bamba Manurung yang ke-13. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Sanggar seni Bamba Manurung genao berusia 13 tahun. Puncak peringatan hari jadi salah satu wadah seni dan kebudayaan tersohor di Mamuju itu dipusatkan di Nal cafe, Rabu (21/04) malam.

Ketua DPRD Sulawesi Barat, Suraidah Suhardi yang menghadiri agenda tersebut mengapresiasi segala hal yang telah telah menjadi pencapaian sanggar seni Bamba Manurung. Kata dia, sebagai salah satu wadah seni dan budaya di Kabupaten Mamuju, Bamba Manurung wajib untuk terus berbuat, berkontribusi positif bagi kemajuan daerah.

"Selamat dan sukses untuk pencapaian sanggar seni Bamba Manurung hingga usianya yg 13 tahun ini. Selaku pemerintah, saya mengapresiasi pencapaian itu. Pesan saya, tetaplah berkreasi, tetaplah berbuat. Tapi hal penting yang mesti dijaga adalah jangan pernah melupakan nilai kebudayaan lokal kita," harap Suraidah dalam sambutannya di panggung utama peringatan hari jadi sanggar seni Bamba Manurung yang ke-13 tahun.

Politisi cantik asal partai Demokrat itu menambahkan, perubahan untuk segala bentuk budaya adalah hal yang niscaya. Bakal terus berubah menyesuaikan perkembangan zaman.

Untuk itu, nilai budaya-lah yang sifatnya abadi yang hendaknya tetap terjaga. Tetap dilestarikan serta terus menerus diwariskan kepada generasi selanjutnya.

"Teruslah berbuat, terus berinovasi. Mengikuti perkembangan zaman itu harus, tapi ingat, nilai-nilai luhur budaya itu lah yang hendaknya tetap diaplikasikan. Itu yang jauh lebih penting," pungkas Suraidah Suhardi.

Pahit manis, naik turun, termasuk ragam dinamika telah dilalui oleh sanggar seni Bamba Manurung. Setidaknya hingga di usianya yang ke-13 tahun. Pendiri sanggar seni Bamba Manurung, Andi Syaiful Rauf mengungkapkan, semuanya berhasil dilalui dengan semangat dan komitmen yang besar dari segenap nama yang terlibat dalam sanggar sebi Bamba Manurung.

"13 tahun itu telah kami lalui dengan penuh tantangan. Semua telah kami lalui, dari pahit hingga manis. Termasuk jatuh dan bangunannya kami selama ini. Dan semua telah kami lalui dengan apa adanya. Semua mampu kami lalui berkat semangat dan komitmen teman-reman khususnya yang bergabung di sanggar Bamba Manurung," papar Andi Syaidul Rauf.

Satu-satunya tantangan yang saat ini mesti dihadapi oleh sanggar seni Bamba Manurung, sambung Syaiful, adalah badai pandemi Covid-19 yang hingga kini belum bisa ditangani secara sempurna. Tak terhitung lagi even yang terpaksa harus dibatalkan oleh karena penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok itu.

"Yang paling berkesan dan paling membanggakan adalah pada saat kami menggarap tari kolosal di even festival Mardika Mamuju. Itu sempat diapresiasi dan kami ditawari untuk mewakili Indonesia pada pertemuan raja-raja sedunia di Belanda. Namun karena covid ini jadi itu semua harus tertunda," demikian Andi Syaiful Rauf. (*/Naf)