Jumat Agung; FKUB-Forkopimda Kunjungi Gereja Bethel

Wacana.info
Kunjungan FKUB-Forkopimda Sulbar di Gereja Bethel. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--"Gereja kami hancur akibat gempa. Termasuk kediaman kami yang ikut hancur dalam bencana Gempa Bumi. Saudara dan jemaat kami meninggal dunia. Hati kami sedih. Namun kehadiran Bapak-bapak para rombongan FKUB dan Forkopimda telah hadir membesarkan jiwa dan semangat kami. Telah meyakinkan kami bahwa kita memang bersaudara. Haleluya,".

Begitu Pdt. Markus Losa Parombean dalam sambutan pembukanya pada agenda kunjungan rombongan Forum Kerukunan Umat Beragama bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulawesi Barat, Jumat (2/04).

Kunjungan itu, sambung Pdt Markus, menunjukkan bahwa solidaritas persaudaraan antar umat beragama di Sulawesi Barat sangat kuat. Sehingga diyakini tidak akan terpengaruh dengan gejolak sosial yang seringkali muncul di berbagai wilayah. 

"Semoga Tuhan memberkati kunjungan di hari Jumat Agung ini," harapnya. 

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Barat, Dr. Sahabuddin Kasim menjelaskan, kunjungan di hari Jumat Agung menyimpan makna tersendiri. Khususnya dalam tradisi kekristenan maupun Islam. 

"Hari ini merupakan hari Agung dalam keristenan. Dan kami pun dalam Islam menyebut hari Jumat sebagai Sayyidul Ayyam, penghulu dari segala hari yang ada," kata dia.

Sehingga menurutnya, kunjungan ini merupakan bukti betapa kuatnya jalinan persaudaran antar pemuka Agama di Sulawesi Barat. 

"Kita berharap ini akan menjadi teladan yang baik bagi segenap umat penganut agama-agama. Bahwa Sulawesi Barat sangat menjunjung tinggi semangat kerukunan, serta komitmen saling mendung saling menjaga," ucap Sahabuddin Kasim.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Herdin Ismail menilai, hal-hal kecil yang baik dapat menjadi pemicu hadirnya kebaikan-kebaikan dalam skala yang besar.

"Sehingga menurut saya, perjumpaan kita di tempat ibadah ini adalah bagian dari cara Tuhan untuk merekatkan persaudaraan di antara kita. Mungkin ada yang menganggapnya sebagai peristiwa kecil, tapi saya meyakini, akan memiliki dampak positif yang sangat besar bagi daerah kita, Sulawesi Barat," urai Herdin. 

"Saling menginformasikan, saling mengingatkan, itu kiranya dapat menjadi bagian dari upaya kita untuk tetap menjaga wilayah Sulawesi Barat ini. Sehingga, peran tokoh-tokoh agama tentu sangat diharapkan," sumbang Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sulawesi Barat, Bagus SN.

Untuk diketahui, kunjungan kali ini juga turut dihadiri oleh sejumlah pimpinan instansi vertikal. Di antaranya, Kepala BNNP Sulawesi Barat, kepala BPKP Sulawesi Barat, kepala Badan Perbendaharaan Negara, Polda, dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Sulawesi Barat. 

Pemuda Muslimin Indonesia Kecam Aksi Teror di Gereja Katedral Makassar

Aksi teror di gereja Katedral Makassar yang terjadi belum lama ini dikecam oleh banyak pihak. PW Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Barat salah satunya.

Ketua PW Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Barat, Surakhmat Haqqani. (Foto/Istimewa)

Ketua PW Pemuda Muslimin Provinisi Sulawesi Barat, Surakhmat Haqqani menilai, aksi bom bunuh diri di salah satu titik vital di kota Makassar itu merupakan tindakan adalah tindakan kriminal yang tidak bisa dibenarkan atas anama apapun.

"Mengutuk pelaku dan aksi bom bunuh diri tersebut, kami pun turut berbelasungkawa atas korban luka akibat peristiwa itu," ungkap Surakhmat dalam siaran persnya. 

PW Pemuda Musimin Indonesia Provinsi Sulawesi Barat juga meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dengan menangkap para aktor yang terlibat. Masyarakat juga diimbau agar tetap tenang dan waspada serta mendukung aparat kepolisian menuntaskan kasus ini.

"Mengimbau kepada segenap masyarakat untuk tetap menjaga solidaritas, persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa ini adalah ujian terhadap toleransi dan kebhinnekaan dalam bangsa Indonesia. Para pemuda Indonesia juga diharapkan untuk mengambil peran dan posisi terdepan dalam menangkal radikalisme, terorisme dan menjadi pelopor perekat persatuan dan kesatuan bangsa lintas kelompok, suku dan agama," demikian Surakhmat Haqqani. (*/Naf)