Pelayanan Perizinan Berjalan Normal

Wacana.info
Kadis Penanaman Modal dan PTSP Sulbar, Muhammad Rahmat. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU—Gedung Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSP) Sulawesi Barat masih berdiri kokoh. Nyaris tak ada bagian gedung yang terdampak gempa bumi berskala M 6,2 yang terjadi pertengahan Januari lalu.

Hal tersebut bikin aktivitas pelayanan puiblik di Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sulawesi Barat berjalan normal.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Rahmat Sanusi menjelaskan, miusibah germpa bumi yang ikut memporak porandakan sejumlah gedung perkantoran di Provinsi Sulawesi Barat itu sedikit pun tak mengubah mekanisme pelayanan publik di Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Barat.

“Alhamdulillah, kami di Dinas Penanaman Modal dan PTSP tidak begitu terdampak. Hingga hari ini, pelayanan masih bias berjalan normal,” beber Muhammad Rahmat saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (25/02).

Masih oleh Rahmat, permohonan rekomendasi penelitian jadi yang paling banyak dalam beberapa waktu terakhir.

“Karena izin Minerba (mineral tambang batu bara) prngurisannya sudah diambil alih oleh pemerintah pusat per tanggal 10 Desember 2020 kemarin, jadi saat ini yang paling dominan yang kami terima adalah permohonan rekomendasi penelitiian dan izin pelayaran,” sambung mantan Kepala Badan Kesbangpol Sulawesi Barat itu.

Hal yang tak mungkin dihindari, kata Rahmat, adalah sisa-sisa trauma yang dialami sebagian kecil staf di Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Barat. Meski begitu, hal tersebut tak berpengaruh signifikan terhadap pelayanan publik yang telah dan tetap bakal dimaksimalkan.

“Memang ada beberapa staf yang masih trauma. Tapi hanya sebagian kecil saja. Dan itu tidak begitu berpengaruh pada pelayanan yang kami lakukan,” kata Rahmat.

Untuk meringankan beban yang mesti ditanggung oleh para korban musibah gempa bumi di Sulawesi Barat, Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Barat juga melakukan aksi sosial dengan menggalang donasi. Donasi yang terkumpul itu dimanfaatkan untuk membeli ragam kebutuhan utama bagi para korban bencana.

“Iya. Kegiatan itu inisiatif teman-teman saja. Kami mengumpulkan donasi, lalu hasilnya kami jadikan bahan logistik untuk kemudian dibagikan kepada para korban gempa,” pungkas Muhammad Rahmat. (ADV)