Saal-Musawir Diklaim Unggul, GSI: Politik Identitas Bisa jadi Bomerang

Wacana.info
Direktur Eksekutif PT General Survei Indonesia, Herman Nilo. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Pasangan calon Kepala Daerah Pemilukada Pasangkayu, Muhammad Saal-Musawir Az Ihsam disebut unggul dari dua pasangan calon lainnya. Berdasarkan hasil survei yang dirilis General Survei Indonesia (GSI), pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Pasangkayu nomor urut satu itu memperoleh tingkat keterpilihan hingga 35,4 Persen.

Unggul dari pasangan Yaumil Ambo Djiwa-Herny dengan tingkat elektabilitas sebesar 28,2 Persen, dan duet Abdullah Rasyid-M. Yusri Nur di angka 17,3 Persen.

Direktur eksekutif PT General Survei Indonesia, Herman Nilo mengungkapkan, duet Saal-Musawir diasosiasikan sebagai pilihan yang paling tepat dalam menumbangkan dinasti politik yang secara jelas mulai dibangun oleh salah satu pasangan calon. Menurut Herman, baik Saal maupun Musawir merupakan figur yang tepat untuk mewujudkan pembaruan di Kabupaten Pasangkayu.

"Lawannya kelompok yang diasosiasikan dalam dinasti politik. Memang secara regulasi itu tidak masalah, tapi secara etika, dari kaca mata demokrasi ini jelas tidak elok. Ini yang menimbulkan pandangan miring di tengah masyarakat. Hal yang bertentangan dengan nurani secara moral dan etika. Ini yang diperjuangkan oleh generasi muda yang ada di sana. Memperjuanghkan daerahnya agar tidak hanya dikuasai oleh satu keluarga saja," beber Herman dalam konfrensi pers di salah satu Warkop di Mamuju, Rabu (7/10).

Berdasarkan analisa data yang ia peroleh, Herman menegaskan, memainkan politik identitas di Pemilukada Pasangkayu bukan hal yang tepat. Justru kata Herman, langkah itu justru bisa berdampak buruk bagi siapapun pihak yang memainkannya.

"Sebenarnya tidak berefek. Sebab di sana sangat heterogen. Karena tidak didominasi oleh suku tertentu. Justru akan menjadi bomerang kalau itu dimainkan. Jadi yang paling bijak adalah semua elemen masyarakat baiknya dirangkul. Ada isu ketidakadlilan. Itu yang banyak dibicarakan masyarakat. Sebab kita tahu masyarakat di daerah itu sangat sensitif dengan persoalan itu. Kalau maslaah dinasti, banyak diicarakan di tataran elit, utamanya di forum-forum diskusi," urai dia.

Survei GSI di Kabupaten Pasangkayu dilakukan di rentang waktu 14-21 September 2020. Menggunakan metode multi stage random sampling. Margin error di angka 5 Persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 Persen.

"Kita dalam menetukan populasi atau sampel adalah mereka yang telah memenuhi syarat untuk memilih. Tersebar secara proposional di seluruh kecamatan di Pasangkayu. Jumlah responden yang kami ambil yaitu sebanyak 440, terbagi seimbang antara laki-laki dan perempuan," ucap Herman.

Meski jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (swing voters) masih tergolong besar yakni di angka 19,1 Persen, Herman menyebutnya tak bakal berpengaruh signifikan pada posisi Saal-Musawir. Sebab, kata dia, mustahil jika angka tersebut hanya akan diserap oleh satu pasangan calon saja.

"Yang paling penting saat ini adalah bagaimana kandidat ini mengawal pemilihnya ke TPS. Ini yang perlu dilakukan. Sebab bisa saja angka partisipasi pemilih di Pilkada kali ini akan menurun lantaran pandemi yang belum juga reda," demikian Herman Nilo. (ADV)