Jumlah Kasus Covid-19 Tertinggi di Mamuju, Habsi: Orang Keluar Masuk Kesini

Wacana.info

MAMUJU--Pemerintah kabupaten Mamuju sedang menggodok regulasi khusus terkait penegakan protokol kesehatan pencegahan penularan covid-19. Rencananya, aturan tersebut bakal dituangkan kedalam sebuah Perbup.

Bupati Mamuju, Habsi Wahid menjelaskan, Perbup yang akan diterbitkan itu diharapkan bisa menjadi instrumen ampuh untuk mengajak masyarakat lebih berdisiplin lagi, utamanya pada penerapan protokol kesehatan untuk kegiatan sehari-hari.

Ditemui di kediaman pribadinya akhir pekan kemarin, Habsi mengatakan, ada tiga hal penting yang akan dimuat dalam Perbup tersebut.

"Pertama menggunakan masker, kemudian jaga jarak, lalu cuci tangan dengan sabun. Saya kira ini akan bisa menjadi kebiasaan bagi kehidupan masyarakat," ucap Habsi Wahid.

Habsi menambahkan, penerapan Perbup yang dimaksud meliputi seluruh kegiatan masyarakat. Pemerintah maupun pihak swasta.

"Ini akan berlaku dimana saja. Mau dia swasta atau pemerintah, termasuk di ruang publik. Misalnya kalau orang mau masuk hotel, atau di mall. Silahkan masuk tapi tetap harus menggunakan protokol kesehatan," terang mantan Sekda Mamuju itu.

Data yang diperoleh dari gugus tugas penanganan covid-19 provinsi Sulawesi Barat, 54 kasus positif covid-19 di kabupaten Mamuju mendudukkan 'Bumi Manakarra' ini di posisi penyumbang kasus covid-19 terbanyak di Sulawesi Barat.

Hingga 20 Juli 2020, 54 orang tersebut terdiri dari 25 orang yang sudah dinyatakan sembuh, 13 orang berada di ruang karantina RS Regional, 12 orang di ruang isolasi RS Regional Mamuju, tiga oranng isolasi mandiri, serta satu orang meninggal dunia.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kian bertambahnya jumlah kasus positif covid-19 di kabupaten Mamuju. Menurut Habsi, rendahnya tingkat kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan jadi salah satu penyebab.

"Kemudian Mamuju ini kan ibu kota provinsi yah. Orang dari berbagai daerah keluar masuk ke sini. Sehingga dengan demikian ini mungkin yang juga ikut mempengaruhi. Masyarakat memiliki akses yang sangat terbuka untuk masuk ke sini," demikian Habsi Wahid. (*)