Agar BSPS Tetap Berjalan di Tengah Pandemi

Wacana.info
Manfaat Program BSPS Sangat Dirasakan Masyarakat. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) merupakan salah satu program padat karya yang diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat via Dirjen Penyediaan Perumahan. Mengingat manfaat dari program tersebut yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat, pandemi virus corona (penyebab covid-19) tak bikin program tersebut berhenti di tengah jalan.

Kepala SNVT Perumahan provinsi Sulawesi Barat, Iskandar Ismail menjelaskan, BSPS merupakan program yang dicetuskan untuk mengatasi masalah backlog perumahan di tengah jumlah masyarakat yang membutuhkan rumah lebih banyak dari kebutuhan rumah yang tersedia. BSPS atau bedah rumah adalah bantuan pemerintah bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru rumah, beserta prasarana, sarana, serta utilitas umum. 

Menurut Iskandar, program BSPS yang tetap harus berjalan di tengah pandemi mengharuskan semua pihak yang terlibat di dalamnya untuk tetap mengacu pada protokol kesehatan penanganan virus corona dalam melaksanakan setiap item kegiatan.

"Pelaksanaan program padat karya tunai BSPS yang melibatkan banyak tenaga kerja seperti Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL), Koordinator Lapangan (Korfas), dan tenaga tukang yang diambil dari penduduk setempat. Saat sosialisasi kabupaten, kami sudah membagikan masker dan hand sanitizer. Kami berharap bisa segera digunakan agar dapat melindungi TFL kami dan juga masyarakat di lapangan guna mendukung percepatan program padat karya dalam mengantisipasi dampak covid-19 ini," beber Iskandar Ismail dikutip dari rilis media yang diterima WACANA.Info, Senin (11/05).

Untuk tahun 2020, provinsi Sulawesi Barat kebagian kuota sebanyak 3.500 untuk program BSPS. Terbagi dalam dua tahap; tahap pertama sebanyak 2.500 unit, serta tahap kedua sebanyak 1.000 unit.

Untuk sebarannya, kabupaten Mamuju sebanyak 350 unit, Pasangkayu 450 unit, Polewali Mandar 300 unit dan Majene 600 unit. Dengan total anggaran tahap pertama sebesar Rp. 43,75 Miliar dan tahap kedua sebesar Rp. 17,5 Miliar. 

"Tak hanya covid-19 yang menjadi tantangan di daerah ini. Banjir, bahkan jembatan terputus sudah menjadi tantangan khas di daerah ini. Kendati demikian, progres fisik di beberapa titik di daerah tersebut telah mencapai progres 30 Persen sejak disalurkannya dana bantuan tahap pertama pada tanggal 22 April 2020," ungkap dia.

Terpisah, Ayu, yang Korfas di kabupaten Pasangkayu menyebut, kondisi di ujung provinsi Sulawesi Barat itu masih terbilang aman untuk pelaksanaan program BSPS. Dalam menjalankan tugasnya, Ayu tak pernah luput untuk mengingatkan kepada masyarakat maupun TFL untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan penanganan virus corona.

"Saat rembuk warga maupun saat pelaksanaan program BSPS. Di desa Lariang, progres fisik kita sudah 30 Persen. Namun ada dua dusun di desa ini yang membuat kami khawatir. Rumah warganya benar-benar tergenang banjir," ungkap Ayu. (ADV)