Jumlah Kasus Positif Covid-19 di Sulbar Melonjak, Hati-Hati Kurir Virus

Wacana.info
Ilustrasi (Foto/Net)

MAMUJU--Pola penyebaran covid-19 memang sangat mengerikan. Itu lantaran cara virus corona (penyebab penyakit covid-19) menginfeksi orang lain sangat cepat dan tak terduga. 

Kepala BPBD provinsi Sulawesi Barat, Darno Majid meminta semua pihak untuk tetap waspada. Mewaspadai penyebaran virus yang menyerang saluran pernapasan ini. Jumlah kasus positif covid-19 di Sulawesi Barat yang melonjak tajam jadi bukti betapa virus corona memang sangat mudah menyebar.

"Makanya diimbau kepada masyarakat agat taat aturan. Kita tahu penularan ini akibat banyak bersentuhan, makanya dilarang dulu berjamaah di masjid karena dikhawayirkan ada yang jadi kurir virus. Kalau bertambah terus (kasus positif covid-19), pihak tumah sakit akan bermasalah," papar Darno Majid kepada sejumlah awak media dalam perbincangan di salah satu grup WhatsApp, Jumat (24/04).

Per hari ini, Jumat 24 April 2020, tercatat ada penambahan sebanyak 25 kasus positif covid-19 di Sulawesi Barat. Ditambah 8 kasus positif covid-19 sehari sebelumnya, artinya saat ini sudah ada 33 kasus positif covid-19 di provinsi ke-33 ini.

Hampir seluruh penambahan kasus positif covid-19 itu berasal dari klaster Pontanakayyang, kabupaten Mamuju Tengah. Hanya ada 1 penambahan kasus positif covid-19 yang datang dari kabupaten Pasangkayu.

"Seluruh pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit. Pasien memiliki kontak erat dengan pasien 03," bunyi keterangan resmi pemerintah provinsi Sulawesi Barat kepada wartawan.

(Infografis/Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat)

Pasien 03 sendiri merupakan kasus positif covid-19 pertama dari klaster Pontanakayyang; terkonfirmasi positif covid-19 setelah meninggal dunia. Dari 24 pasien dari klaster Pontanakayyang tersebut, 1 orang dirawat di RSUD regional Mamuju, 2 orang di RSUD Mamuju Tengah, dan 21 orang dirawat di gedung karantina PKM Salugatta, Mamuju tengah.

"Hasil lab positif selanjutnya disebut pasien 33, atas nama Ny. AF perempuan usia 43 tahun asal   kabupaten Pasangkayu. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit. Pasien memiliki kontak erat dengan pasien 04 (kasus positif covid-19 pertama dari Pasangkayu). Pasien 33 saat ini isolasi mandiri di Pasangkayu dan dalam pengawasan tim gugus Pasangkayu," demikian pemerintah provinsi Sulawesi Barat dalam keterangan resminya.

Dengan begitu, saat ini telah ada 33 kasus pasien positif covid-19 di provinsi Sulawesi Barat. Rinciannya; 1 orang dari kabupaten Majene (sembuh). 2 orang dari kabupaten Mamuju (1 orang isolasi mandiri di Makassar dan 1 orang dirawat di gedung karantina Rumah Sakit Regional). 2 pasien dari Pasangkayu (1 orang dirawat di Rumah Sakit Regional, 1 orang isolasi mandiri di Pasangkayu dan dalam pengawasan tim gugus tugas Pasangkayu). Serta 28 orang asal Mamuju Tengah (3 orang dirawat di Rumah Sakit Regional, 2 orang di RSUD Mamuju Tengah, 22 orang di gedung karantina PKM Salugatta dan 1 orang meninggal dunia).

Rumah Sakit Bisa Kewalahan

Direktur Rumah Sakit Regional provinsi Sulawesi Barat, dr Indahwati Nuryamsi. (Foto/Istimewa)

Tak ada pilihan lain, selain tunduk dan patuh pada setiap kebijakan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19. Penyakit ini memang bisa disembuhkan (terbukti dari kasus pasien asal Majene), namun jika jumlah yang terinfeksi terus bertambah, rumah sakit juga yang akan kewalahan.

Direktur Rumah Sakit Regional provinsi Sulawesi Barat, dr Indahwati Nuryamsi mengaku, kekuatan pihak rumah sakit dalam menangani pasien covid-19 bukannya tak berbatas. Jika terus-terusan bertambah, bukan tidak mungkin bagi pihak Rumah Sakit Regional provinsi Sulawesi Barat untuk 'angkat tangan'.

"Jika kasus terus bertambah, pasti kita tidak akan mampu atasi. Sehingga pencegahan tetap menjadi hal yang teramat penting," ungkap dr Indahwati dalam keterangan persnya.

Imbauan social distancing yang kemudian direvisi menjadi physical distancing, menurut dr Indahwati sudah harus lebih diperketat lagi. Utamanya di daerah-daerah penyumbang kasus positif covid-19 yang besar.

"Bukan lagi edukasi kepada masyarakat Pontanakayyang. Tapi harus dipaksa untuk taat dan ikut aturan pemerintah physical dan social distancing," tutup dia. (Naf/A)