Politik Meja Makan Ala SDK, Kemana H Damris ?

Wacana.info
Diplomasi Meja Makan Ala Suhardi Duka. (Foto/istimewa)

MAMUJU--Ado Mas'ud, Tri Zulkarnain Ahmad, Mochammad Ali Chandra dan Muhammad Rahmat Sanusi menghadiri undangan makan malam di kediaman pribadi ketua DPD Demokrat Sulawesi Barat, Suhardi Duka, Kamis (19/03) malam.

Bertempat di gazebo bagian tengah rumah berukuran besar di jalan Husni Thamrin itu, mereka bersantap malam bersama. Tentu sambil membincang berbagai isu politik terhangat; Pemilukada Mamuju tahun 2020.

Ado Mas'ud yang ketua DPC PDI Perjuangan itu membeberkan beberapa poin hasil diplomasi meja makan yang diinisasi oleh SDK (sapaan akran Suhardi Duka) malam itu.

Menurut Ado, pembicaraan utama tak keluar dari konteks kontestasi siapa calon pendamping bakal calon Bupati Mamuju, Siti Sutinah Suhardi.

"Kita diundang makan malam di kediaman Beliau (SDK). Pak SDK salah satunya menyinggung soal kondisi internal partai-partai calon pengusung Sutinah. Demokrat misalnya yang menurut Beliau masih dalam tahap penyesuaian kepengurusan yang baru. Mereka kan baru habis kongres," beber Ado Mas'ud kepada WACANA.Info, Jumat (20/03).

Beberapa kemungkinan terkait calon pendamping Sutinah di Pemilukada Mamuju juga dibahas secara santai pada pertemuan tertutup malam itu.

"Hanya memang belum ada yang bisa disimpulkan. Mungkin di pertemuan selanjutnya baru ada kesimpulan. Termasuk kesepahaman-kesepahaman lain, mungkin di pertemuan selanjutnya baru ada," pungkas Ado Mas'ud.

H Damris yang Tak Sempat Hadir

Satu nama yang tampak tak hadir pada diplomasi meja makan ala SDK malam itu. Ia adalah ketua DPD Golkar Mamuju, H Damris.

Nama H Damris belakangan mencuat ke publik lantaran keputusannya membangun komunikasi dengan pasangan Habsi Wahid-Irwan Pababari diterjemahkan banyak pihak sebagai manuver tokoh PUS itu untuk bergabung ke koalisi bakal calon petahana tersebut.

H Damris. (Foto/Manaf Harmay)

H Damris bukannya tak diundang pada pertemuan di kediaman SDK malam itu. Ia mengaku tak sempat hadir karena harus melayani kolega-koleganya yang datang menemuinya persis di malam dilangsungkannya pertemuan di atas.

"Tadi malam itu saya tidak hadir, karena pas saya diundang banyak orang di rumah. Tidak enak saya tinggal karena orang jauh semua. Sehingga saya tidak hadir. Apalagi saya pikir undangan makan malam saja," ucap H Damris yang dihubungi via sambungan telepon.

H Damris pun menolak anggapan yang menyebut ketidakhadirannya pada pertemuan itu erat kaitannya dengan komunikasi politik yang ia bangun dengan duet Habsi-Irwan.

"Tapi bukan berarti saya tidak hadir itu karena saya ingin bergabung dengan petahana," tegas pria yang anggota DPRD Sulawesi Barat itu.

Saat ini, H Damris sedang ada di Jakarta mengikti pengarahan dari DPP Golkar, sekaligus membahas surat tugas yang akan diterbitkan 'beringin' untuk pelaksanaan Pemilukada serentak tahun 2020.

"Dipanggil semua ketua partai yang ikut Pilkada untuk diberikan surat tugas. Insya Allah saya akan bawa pulang (surat tugas). Kalau saya sudah pegang surat tugas itu, akan saya komunikasikan terlebih dahulu kepada Ibu Tina. Saya kan salah satu calon pendampingnya Ibu Tina. Nanti ketika sudah tidak ada ruang dengan Ibu Tina, kita akan bangun komunikasi dengan kandidat yang punya potensi menang. Golkar harus berada di posisi menang untuk Pilkada tahun ini," pungkas H Damris. (Naf/A)