Waspada !, Potensi Cuaca Ekstrem di Sulbar

Wacana.info
Citra Satelit BMKG. (Foto/www.bmkg.go.id)

MAMUJU--Mimpi untuk merasakan kemeriahan di malam pergantian tahun kemarin terpaksa harus terkubur dalam-dalam. Hujan dengan intensitas tinggi nyatanya jadi warna utama di momen pergantian tahun, khususnya di kota Mamuju.

Hujan deras bahkan masih mengguyur Mamuju sejak tanggal 1 sampai 2 Januari 2020. Kondisi tersebut rupanya telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Oleh BMKG, Sulawesi Barat memang masuk ke dalam daftar provinsi dengan potensi cuaca ekstrem, curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Dikutip dari www.bmkg.go.id, ada sejumlah provinsi yang punya tingkat kerawanan cuacanya sama dengan apa yang terjadi di Sulawesi Barat.

BMKG memantau masih terdapat indikasi peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Kondisi tersebut dipicu oleh adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal, yaitu: aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia. Terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah. 

Suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan. Serta diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia.

Bedasarkan data dari BMKG, untuk periode 1-4 Januari 2020, daftar provinsi dengan potensi cuaca ekstrem diantaranya; Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggra, Maluku dan Papua.

Cuaca Ekstrem di Sulbar Memakan Korban

Terdapat dua laporan musibah yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat akibat cuaca ekstrem di awal tahun 2020 ini. Kepala BPBD Sulawesi Barat, Darmo Majid mengaku, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dalam menangani bencana daerah. Termasuk dengan BMKG.

Dua laporan musibah yang diterima BPBD Sulawesi Barat itu diantaranya, angin puting beliung yang merusak beberapa rumah di lingkungan Landi, kelurahan Rangas, Mamuju, serta pasangan suami istri yang hanyut akibat derasnya sungai Karama di kecamatan Sampaga, Mamuju.

Upaya Pencrian Korban Hanyut di Sungai Karama. (Foto/tribratanews.sulbar.polri.go.id)

Khusus musibah di kelurahan Rangas, peristiwanya terjadi pada Rabu 1 Januari 2020 malam. Karena kejadian itu, tiga rumah warga dan satu gedung sekolah diketahui rusak parah. 

"Kita sudah kerahkan ke sana anggota dari BPBD kabupaten," beber Darno, Kamis (2/01).

Sementara pasangan suami istri yang hanyut akibat derasnya Sungai Karama, di Sampaga, Mamuju sampai saat ini belum ditemukan. 

"Kita koordinasi dengan Basarnas, kerja sama untuk mengevakuasi di tempat kejadian," ujar Darno.

Kabid Humas Polda Sulawesi Barat, AKBP Hj Mashura menguraikan, peristiwa kecelakaan sungai tersebut menelan tiga korban yang ketiganya dinyatakan hanyut. Masing-masing Sannang (65) alamat dusun Mapassing desa Kalonding, kecamatan Sampaga, serta H. Bondeng (60) dan Isma (7) dari kampung sama. (*/Naf)