Kebakaran di Tasiu, Kenapa Api Begitu Mudah Melalap Pasar Tradisional ?

Wacana.info
Kebakaran di Pasar Tasiu. (Foto/Sulkipli)

MAMUJU--Minggu, 29 September 2019 tengah malam bakal sulit dilupakan oleh sejumlah pedagang di pasar Tasiu, Mamuju. Kobaran api meluluhlantakkan ratusan lods di pasar yang terletak persis di sisi jalan trans Sulawesi tersebut.

Kabar terbakarnya pasar Tasiu malam itu begitu cepat tersebar. Ragam platfrorm media sosial punya peran besar dalam menyebarluaskan kabar tersebut. 

Benar saja, dari beberapa foto dan video yang beredar, kobaran api benar-benar tanpa ampun menghanguskan bangunan yang ada di pasar Tasiu.

Data yang diperoleh dari Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Mamuju menyebutkan, sebanyak 102 lods milik pedagang di pasar Tasiu yang dihanguskan si jago merah. Terdiri dari lods koperasi sebanyak 40 petak, swadaya 32 petak dan lods tenda sebanyak 30.

Posko pemadam kebakaran kabupaten Mamuju menerima laporan akan terjadinya kebakaran di pasar Tasiu sekitar pukul 00.00 Wita tengah malam. Butuh waktu selama 40 menit bagi armada pemdam kebakaran untuk sampai ke lokasi dan langsung bekerja memadamkan api.

"Pertama satu mobil dulu. Setelah itu kita back up lagi dengan satu mobil lainnya. Saya sendiri yang memimpin proses pemadaman api di sana. Api baru bisa kita kuasai setelah tiga jam bekerja," ujar Kabid Pemadam Kebakaran, Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Mamuju, Idhan saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/09).

Hingga kini, belum satu pun informasi pasti terkait penyebab terjadinya kebakaran malam itu. Dugaan kerugian akibat musibah kebakaran di pasar Tasiu ditaksir menyentuh angka ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Kabid Pemadam Kebakaran, Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Mamuju, Idhan. (Foto/Manaf Harmay)

"Apalagi informasi yang kami peroleh, hari ini itu hari pasar Tasiu. Jadi pedagang sudah isi barang dagangannya ke lods masing-masing untuk berjualan hari ini," tutur Idhan.

Idhan yang meninggalkan lokasi kebakaran jelang waktu shalat subuh juga mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi oleh ia dan 20 personil pemadam kebakaran yang diturunkan selama proses pemadaman api.

"Agak susah karena memang tadi malam, angin itu kencang. Belum lagi kalau habis air di mobil, terpaksa kita pergi ambil air di sungai Tasiu," ujar dia.

Kebakaran di pasar Tasiu menambah catatan kelam pasar-pasar tradisional yang sebelumnya pernah dihanguskan si jago merah. Pasar sentral Mamuju bahkan sudah beberapa kali dilalap api selama beberapa tahun terakhir.

Di mata Idhan, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab kenapa pasar tradisional begitu rentan terbakar. Selain karena lemahnya sistem pengamanan masyarakat di sekitar pasar, semrawutnya manajemen pembangunan di pasar tradisional juga jadi salah satu 'tersangka' utama pada kasus-kasus kebakaran yang terjadi di pasar tradisional.

"Lihat saja, biasanya di pasar itu sistem kelistrikannya semrawut. Sambung sini, sambung sana. Ini jelas jadi salah satu penyebabnya. Belum lagi kondisi bangunan pasar yang sudah tua. Kemudian ada pedagang yang seenaknya memasang tenda dengan menyambung ke lods atau ruko. Ini bahaya, karena biasanya mereka juga akan menyambung listrik dengan sambungan yang tidak aman," papar Idhan.

Kondisi Pasar Tradisional Tasiu Pasca Kebakaran. (Foto/Dok Pemadam Kebakaran Mamuju)

Pria berjanggut itu meminta semua pihak yang stay di pasar tradisional untuk senantiasa memperhatikan keamanan sistem kelistrikan di lods/lapak masing-masing. 

"Jangan nanti setelah selesai kebakaran baru Siskamling-nya aktif lagi," begitu kata Idhan.

Pemkab Mamuju Turun Mendata

Pasca musibah kebakaran di pasar Tasiu, pemerintah kabupaten pun langsung berekasi. Sekda Mamuju, H Suaib mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim dari Dinas Sosial untuk melakukan pendataan.

"Saya sudah perintahkan tadi pagi Dinas Sosial untuk mendata. Ini sementara menunggu laporan untuk langkah selanjutnya," sebut H Suaib kepada WACANA.Info.

Sekda Mamuju, H Suaib. (Foto/Humas Pemkab Mamuju)

Menurut H Suaib, data yang ia terima selanjutnya akan diverifikasi lebih lanjut. Itu penting kaitannya dengan upaya pemerintah kabupaten Mamuju dalam menyalurkan bantuan kepada korban kebakaran pasar Tasiu.

"Tentu akan kita verifikasi dulu. Nanti kita dudukkan bersama, melihat dan mengakji mana yang layak untuk dibantu," pungkas H Suaib. 

Saksi Mata Bersuara

Sulkipli, warga Tasiu yang sempat mengabadikan detik-detik terjadinya kebakaran menjelaskan, kobakaran api begitu cepat menjilat setiap sudut bangunan pasar Tasiu. Sebelum armada pemadam kebakaran tiba di lokasi, warga setempat berjibaku memadamkan api dengan alat seadanya.

"Cepat sekali api memang. Langsung menjalar ke bagian luar pasar," beber Sulkipli alias Killing.

Killing mengungkapkan, kobakaran api pertama kali muncul di bangian tengah bangunan pasar Tasiu. Di sana didiami oleh sejumlah penjual ikan, pakaian dan aneka alat tulis menulis.

"Api pertama kali menyala di tengah pasar. Karena memang cepat sekali, api tahu-tahu sudah menjalar ke bagian luar pasar," begitu kata Killing.

Bagian tengah pasar sentral Tasiu, menurut Killing, sama sekali tak dialiri listrik. Tak ada yang menginap di sana, kata Sulkipli. (Naf/A)