Warga Halangi Massa Bakar Hotel dan Pintu Kamar yang Digedor-Gedor

Kisah Pelajar Asal Sulbar di Papua Barat

Wacana.info
Rizaldi dan Abdul Rahim, Dua Pelajar Asal Sulbar Menceritakan Pengalamannya Selama di Papua Barat. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--23 pelajar asal Sulawesi Barat yang mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) di Manokwari, Papua Barat akhirnya dipulangkan. 23 pelajar berikut beberapa pendamping tersebut tiba dengan selamat di Mamuju, Selasa (20/08) siang.

Mereka terpaksa pulang lebih cepat dari jadwal yang ditentukan lantaran kondisi Manokwari yang sempat tak terkendali. Unjuk rasa berujung aksi anarkis bikin pelajar asal Sulawesi Barat itu punya cerita tersendiri selama mereka di sana.

Pengalaman yang bisa jadi bakal sulit untuk mereka lupakan ialah tatkala hotel tempat pelajar asal Sulawesi Barat menginap itu jadi salah satu titik utama aksi unjuk rasa. Massa bahkan sempat ingin membakar hotel tersebut, namun segera dihalangi oleh warga sekitar.

"Sampai-sampai itu tempat tinggal ta mau di bakar, hotelnya mau dibakar massa. Cuman penduduk di situ bilang, ada siswa di dalam (di hotel), tidak jadi mi dibakar, cuma dilempar-lempar saja," beber Rizaldi dan Abdul Rahim, siswa asal SMA 1 Polewali dan SMK 1 Tikke, peserta SMN saat ditemui di sela-sela syukuran ulang tahun mantan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh di Rujab Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Selasa (20/08) malam.

Menurut keduanya, massa aksi sudah mulai berkumpul sejak pukul 7 pagi waktu setempat. Sekitar pukul 9 pagi, ragam intimidasi pun mulai dirasakan oleh siswa-siswi asal Sulawesi Barat yang saat itu hanya bisa berdiam diri di kamar hotel.

"Pintu kamar sempat digedor-gedor itu, kita dari jam 7 pagi setelah sarapan, kita sudah di kamar semua. Jam 9 sudah dimulai aksinya, kaca sudah pecah semua. Jadi kami di kamar itu dari jam 7 pagi sampai jam 13.30 siang, setelah aksi selesai baru kita dievakuasi keluar," keduanya bergantian berkisah.

Setelah suasana mulai terkendali, rombongan pelajar asal Sulawesi Barat berikut pendampingnya itu dievakuasi ke fasilitas milik PT Pelindo IV. Untuk selanjutnya dibawa ke Bandara via jalur laut dengan kawalan aparat TNI hingga tiba dengan selamat di Bandara Tampa Padang, Mamuju.

"Lampu semua dikasi mati, gelap semua di dalam," sambung mereka.

Selama di kamar hotel, ragam cara dilakukan para siswa asal Sulawesi Barat itu untuk mengamankan diri dari aksi anarkis para pengunjuk rasa.

"Jadi kami waktu itu ada yang sendiri dalam kamar, ada juga yang berdua. Yang sendiri pergi sembunyi dalam WC," tutup keduanya.

Dapat Pengalaman yang Luar Biasa

Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Enny Anggraeni Anwar mengapresiasi setiap upaya yang dilakukan dalam mengevakuasi hingga memulangkan para pelajar dan pendamping pada program SMN itu.

Meski masih diselimuti trauma atas kejadian di atas, Enny berharap, semangat dari para siswa-siswi asal Sulawesi Barat itu segera cepat pulih.

"Anak-anakku yang baru kembali, ibu ucapkan selamat kembali ke tanah leluhur kita tanda ada kekurangan suatu apapun. Meski masih ada trauma sedikit karena memang tempat mereka sempat digedor-gedor pintunya, tapi Alhamdulillah kondisinya sudah mulai baik," sebut Enny.

"Semangat kembali, jangan trauma-trauma lagi. Sudah, kalian sudah kembali di sini. Kalian luar biasa, punya pengalaman yang sangat luar biasa sekali," begitu kata Enny Anggraeni Anwar. (Naf/A)