Bisnis Umbul-Umbul Tahun Ini Lesu, Keluh Deden

Wacana.info
(Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Namanya Deden, pria asli Garut Jawa Barat itu sedang mengais rezeki di Mamuju dengan berjualan umbul-umbul, bendera, serta pernak pernik 17-an lainnya.

Saya berkesempatan berbincang dengan pria penikmat kopi itu di tempatnya berjualan, sekitar kompleks rumah adat Mamuju, Selasa (13/08) sore. 

Tak banyak hal menggembirakan yang keluar dari bibirnya. Hanya ada keluhan, keluhan dan keluhan yang terus disampaikan Deden sambil membersihkan barang dagangannya.

Iya, keluhan. Deden mengaku, tahun ini omzetnya turun drastis. Beda dengan kondisi musim 17-an di tahun-tahun sebelumnya. Parah, kata dia.

"Tahun ini Parah Bang. Sehari syukur ada lima, enam pembeli," keluh Deden.

Deden sendiri tak tahu banyak ihwal sebab musabab turunnya minat masyarakat untuk membeli pernak-pernik 17-an yang ia jual. Ia hanya mampu menduga, sebagian besar masyarakat masih menggunakan umbul-umbul atau bendera yang lama untuk kembali dipasang pada peringatan HUT Proklamasi kemerdekaan RI ke-74 tahun 2019 ini.

"Lihat saja itu Pak. sudah kusut, sudah luntur warnanya, tapi masih dipakai. Mungkin karena banyak orang pakai umbul-umbiul yang lama, makanya tidak beli," ujar Deden sambil menunjuk bendera dan umbul-umbul yang terpasang di salah satu rumah tak jauh dari tempatnya berjualan.

Deden bertutur, kondisi di tahun-tahun sebelumnya tak separah dengan apa yang terjadi tahun ini. Dulu, kata Deden, ia bisa pulang ke Garut dengan mengantongi segenggam keuntungan dari hasil berjualan umbuk-umbulnya di Mamuju.

"Sejak 2007 saya berjualan umbuk-umbul Bang. Barusan tahun ini parah betul," beber Deden sambil sesekali menyeruput kopi hitam yang ia letakkan tak jauh dari tempat berkeluh kesah.

Kondisi tersebut mau tak mau harus diterima dengan lapang dada oleh Deden. Ia memastikan, tahun ini tak banyak rezeki dari sebulan lebih ia berjualan di Mamuju yang akan ia bawa pulang ke Garut nanti.

"Yah, mau bagaimana lagi Bang. Tinggal dilapor sama Bos saja kalau hanya sedikit yang laku," tutup Deden.

Di akhir percakapan santai sore itu, saya pun membawa pulang bendera merah putih setelah menyerahkan uang senilai Rp 25 Ribu kepada Deden. Rencananya, bendera itu akan saya kibarkan di rumah orang tua saya di bilangan Karema, Mamuju. (Naf/A)