Andi Irfan di Mata Gerindra: Loyal dan Setia Kawan

Wacana.info
Suasana Pemakaman Almarhum Andi Irfan Sulaiman. (Foto/Rumi)

MAMUJU--Tak kuasa melawan gangguan ginjal yang dideritanya, anggota DPRD Sulawesi Barat, Andi Irfan Sulaiman akhirnya kembali ke haribaan Ilahi, Senin (12/08) pagi.

Politisi Gerindra itu telah dikebumikan sore harinya di kompleks pemakakan keluarga KH Daeng di masjid Nurul Abrar, Labuang Majene.

Partai Gerindra, partai yang dibesarkan dan membesarkan Andi Irfan helas begitu kehilanan sosok yang dikenal ramah dan murah senyum itu.

Ketua DPC Gerindra Mamuju, Muhammad Reza menyebut, selain ramah dan murah senyum, Almarhum semasa hidupnya juga dikenal taat terhadap apa yang menjadi kebijakan partai.

"Saya tahu itu, kami pernah bersama ikut Diklat anggota DPRD provinsi dan kabupaten di Hambalang tahn 2017 lalu," ujar Reza kepada WACANA.Info.

Menurut Reza, Andi Irfan adalah salah satu kader terbaik partai besutan Prabowo Subianto itu. Buktinya, raian suara signifikan yang diperoleh Andi Irfan kala bertarung di Pemilu April 2019 lalu.

"Kalau di rapat-rapat kepartaian, Beliau sangat tenang dalam menyelesaikan persoalan di organisasi. Bijak dalam berpendapat, dan menghargai siapa saja, tidak lihat tua atau mudanya," sambung Reza, pria yang juga anggota DPRD Mamuju itu.

Terpisah, mantan sekretaris DPD Gerindra Sulawesi Barat, Isra D Pramulya mengenal Andi Irfan sebagai sosok yang sangat setia kawan. Ada banyak rekaman kenangan Isra tentang sosok Andi Irfan semasa hidupnya.

"Orangnya setia kawan. Pejuang partai yang pantang menyerah. Beliau itu kan sudah menderita sakit sejak setahun lalu. Loyalitasnya ke partai tidak diragukan, buktinya, meski sedang sakit, Almarhum tetap bersemangat dan berusaha maksimal dalam membesarkan partai," beber Isra.

Satu hal yang akan sulit dilupakan Isra tentang Andi Irfan ialah senyum yang selalu terlukis di raut wajah Almarhum dalam kondisi apapun.

"Beliau selalu hadir dengan sebuah senyuman, apapun kondisinya. Itu yang saya akui. Kalau minta tolong ke Beliau tidak pernah bilang tidak," tutup Isra D Pramulya. (Naf/A)