Perjalanannya Dihentikan Sekelompok Pemuda, Ini Kata Habsi Wahid

Wacana.info
Potongan Video Kendaraan Habsi Wahid Saat Dihadang Sekelompok Pemuda di Desa Pokkang. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Kendaraan rombongan Bupati Mamuju, Habsi Wahid sempat terhenti di tengah jalan. Peristiwa itu terjadi dalam agenda kunjungan kerja pemerintah kabuaten Mamuju di desa Pokkang, kecamatan Kalukku untuk meresmikan sebuah masjid, pekan lalu.

Sekelompok pemuda sempat mengahdang kendaraan Bupati Mamuju sambil berorasi. Dalam rekaman video yang diterima WACANA.Info, sekelompok pemuda tersebut menghentikan mobil dinas yang ditumpangi Habsi sembari menuntut janji pemerintah untuk memperbaiki akses jalan di desa Pokkang.

Dalam video tersebut, terlihat jelas saat Habsi Wahid meladeni permintaan diskusi oleh sekelompok pemuda tersebut. Kasatpol PP Mamuju, Adnan yang ikut dalam rombongan itu terlihat ingin menjauhkan pemuda yang terus mendekat ke mobil yang dikendarai Habsi.

"Saya sudah jelaskan baik-baik, kalau pembangunan jalan yang mereka maksud itu akan tetap dikerjakan bertahap. Karena sebelumnya sambungan jalan tersebut telah diperbaiki, dan tahun depan akan kita lanjutkan. Tapi anak muda itu tetap ngotot dengan gestur yang sangat provokatif, jadi untuk menghindari debat kusir yang sengaja dibuat-buat, itu saya pilih untuk menghindar dan melanjutkan perjalanan," beber Habsi dalam keterangan persnya, Sabtu (27/07).

Dijelaskan Habsi, jika ditelisik lebih bijak, terdapat pesan moral yang sangat baik untuk menjadi pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah budaya saling menghargai antara satu dengan yang lain.

Menurutnya, adab saling menghargai di antara yang muda dengan yang lebih tua hendaknya tidak hilang hanya karena desain kepentingan yang tidak jelas.

"Saya selalu sampaikan, sebagai pemimpin tidak boleh anti kritik karena kritikan adalah sesuatu yang dapat menjadi pengingat. Namun di sisi lain masyarakat juga harus memahami bahwa ada norma dan etika yang baik dalam menyampaikan keinganan, supaya semuanya dapat saling menerima dan menghargai," tutup Habsi Wahid. (*/Naf)