Banjir Mamuju Dikomentari Gubernur; Terlalu Lama RTRW Dikerjakan

Wacana.info
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Musibah banjir akibat intensitas hujan yang cukup tinggi  di kabupaten Mamuju, Kamis (28/02) malam mendapat atensi dari banyak pihak. Salah satunya dari Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar.

Ditemui usai melantik Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Barat, Jumat (1/03) siang, Ali meminta agar musibah yang bukan baru pertama kali terjadi di Mamuju itu dapat dijadikan pelajaran dari semua pihak.

"Tapi pelajaran ini harus kita tangkap, kemudian dipraktekkan, jangan sampai terjadi lagi," kata Ali Baal.

Mantan Bupati Polman dua periode itu menilai, salah satu faktor hingga musibah banjir terus terjadi di ibu kota provinsi Sulawesi Barat ini adalah belum tuntasnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di kabupaten Mamuju.

Menurut dia, RTRW adalah bagian terpenting dalam hal perencanaan tata kota di suatu daerah.

"Kita sudah ketinggalan kereta. Terlalu lama RTRW-nya dikerja. Kalau kita selalu ngomong selalu salah. Mestinya sejak dulu sudah selesai," ujar Ali Baal.

"Karena ini ibu kota provinsi, harusnya memang dipikirkan bagaimana menjadi kota. Bukan lagi kabupaten. Ini harus ada kemauan yang besar," sambung dia. 

Bahkan, Ali Baal mengungkapkan, pemerintah provinsi sangat terbuka dalam membantu pembangunan di kabupaten Mamuju. Namun sekali lagi, RTRW sebagai rujukan dalam merancang pembangunan dan tata kota mesti segera dituntaskan.

"Provinsi mau berpartisipasi untuk membangun karena ibu kotanya di sini. Tapi, kitakan ragunya karena tidak ada RTRW-nya. RTRW-nya sudah ketinggalan kereta," beber Ali.

"Ini lagi dicari. Mudah-mudahan Bappeda pulang sudah ada hasil, disepakati dengan Kementrian Dalam Negeri, karena ibarat RTRW ini sudah ketinggalan kereta kita. Sudah tidak ada Undang - Undanya, sudah kadaluarsa. Ditinggalkan, karena terlalu lama," simpul Ali Baal Masdar. (Keto/A)