Kenangan Saat Seventeen Tampil di Mamuju

Wacana.info
Seventeen Usai Sesi Konfrensi Pers di dMaleo Hotel Mamuju. (Dokumentaso Kandora Pro)

MAMUJU--Kabar duka datang dari blantika musik tanah air. Band kenamaan Seventeen turut menjadi korban musibah tsunami yang terjadi di selat Sunda akhir pekan kemarin.

Panggung family gathering PLN di Tanjung Lesung (Pandeglang) sepertinya bakal jadi pertunjukan terakhir dari grup musik yang digawangi Riefian Fajarsyah atau Ivan di vokal, M. Awal Purbani (bassist), Herman Sikumbang (gitar) dan Windu Andi Darmawan (drum). 

Gelombang tsunami yang datang saat sang drummer sedang dalam aksi solonya itu membuat panggung berukuran besar tempat Seventeen manggung tiba-tiba rubuh.

Ivan Tampak Berbincang dengan Awal Purbani di Sesi Check Sound Sebelum Tampil di Panggung Malam Tahun Baru 2013-2014 di Mamuju. (Dokumentasi Kandora Pro)

Seperti diketahui, akibat musibah itu, band yang melejit oleh lagu 'Selalu Mengalah' kini hanya menyisakan Ivan saja. Awal Purbani, Herman Sikumbang dan Windu Andi Darmawan dinyatakan meninggal dunia karena peristiwa di penghujung 2018 tersebut.

Grup band Seventeen tentu meninggalkan kesan tersendiri di benak warga Mamuju. Betapa tidak, band asal Yogyakarta itu sempat mengisi panggung utama pada pesta pergantian tahun 2013 ke 2014 silam.

Kala itu, belasan lagu yang dibawakan Seventeen sanggup menghipnotis ribuan warga Mamuju yang malam itu tumpah ruah di sepanjang Jalan Yos Sudarso (depan d'Maleo Hotel). 

"Jangan kamu ikut menyanyi. Jelek suaramu," cetus teman perempuan saya yang malam itu jengkel sebab nyaris tak satu pun lagu Seventeen yang tak kunyanyikan dari kerumunan warga Mamuju yang ikut menonton.

Herman Sikumbang Sedang Mencari Setelan Pas di Sesi Check Sound Sebelum Manggung di Panggung Malam Tahun baru 2013-2014 di Mamuju. (Dokumentasi Kandora Pro)

Selama beberapa hari di kota Mamuju, keempat personil band berenre pop tersebut sempat diajak oleh EO lokal ke beberapa tempat menarik. Salah satunya ke Rujab Bupati Mamuju, Sapota.

"Baik semua orangnya. Semua personil Seventeen tidak ada yang sombong. Tidak ada yang jaga jarak dengan orang lain, semua asyik," ujar Iccang direktur Kandora Production kepada WACANA.Info, Selasa (25/12).

Dari penuturan Iccang, Seventeen melihat Mamuju sebagai daerah yang memiliki potensi yang begitu besar.

"Kata mereka, Mamuju ini bagus. Punya banyak potensi," sambung Iccang, mantan aktivis HmI itu.

Seventeen di Sesi Chec Sound Sebelum Manggung di Panggung Malam Tahun baru 2013-2014 di Mamuju. (Dokumentasi Kandora Pro)

Terpisah, Bupati Mamuju dua periode, Suhardi Duka mengaku terkejut dengan kabar Seventeen ditinggal oleh tiga orang personilnya pasca tsunami. Suhardi mengaku mengenal Ivan, Awal Purbani, Herman Sikumbang dan Windu Andi Darmawan sebagai sosok yang sangat profesional.

"Mereka anak muda tapi sangat profesional. Menguasai bidangnya. Yang menarik, mereka itu sopan dan sangat menghormati yang tua," tutur Suhardi yang saat konser Seventeen di Mamuju masih duduk di pucuk pemerintahan di ibu kota Sulawesi Barat ini.

Pria yang akrab disapa SDK itu menambahkan, komitmen penuh atas profesi sebagai musisi benar-benar ditunjukkan oleh Seventeen. Hal itu dibuktikan dengan apa yang ditunjukkannya di hadapan ribuan masyarakat Mamuju kala itu.

Akun Facebook Seventeen yang Mengumumkan Bahwa Mereka Bakal Manggung di Malam Pergantian Tahun 2013-2014 di Mamuju. (Foto/Facebook)

"Sebagai seorang musisi, mereka ingin memberi pertunjukan berkualitas untuk masyarakat Mamuju saat itu," sambung dia.

"Sebagai orang yang pernah kerjasama dengan Seventeen, saya turut berbela sungkawa dan mendoakan mereka diberi tempat yang layak, Amin," pungkas Suhardi Duka. (Naf/A)