Polemik Lahan Peternakan Sapi, Gubernur: Pendatang yang Bermasalah

Wacana.info
Ilustrasi. (Foto/Net)

MAMUJU--Bagai mengurai benang kusut, kisruh program peternakan sapi di desa Beroangin, kecamatan Mapilli, Polman tak berhenti menuai sorotan. 

Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar mengaku, pihaknya masih terus melakukan upaya agar program tersebut bisa segera terlaksana. Termasuk memanggil seluruh komponen masyarakat yang memiliki lahan yang masuk dalam wilayah peternakan.

"Di dalam masyarakat yang asli di situ tidak ada kok yang bermasalah. Yang pendatang saja yang bermasalah," ujar Ali Baal kepada WACANA.Info, Senin (26/11).

Ali Baal menambahkan, dalam waktu dekat dirinya akan menginisasi pertemuan bersama warga untuk memberikan pengertian kepada masyarakat supaya persoalan di sana bisa menemui titik temu.

"Nanti kita buka-bukaan di situ. Mana suratmu, mana apamu. Kalau memang ada sertifikatnya nanti kita hitung ganti rugi berapa sesuai pasaran di situ," ujar Ali Baal.

"Yang tidak ada yang ada di situ, kita bina kelompok. Kita kasi sapi dibina caranya memelihara sapi bagaimana. Karena yang kita pelihara bukan sapi biasa. Kalau dikasi saja dilepas kaya sapi bali, bisa mati," cetusnya.

Ali Baal pun membantah soal lahan di desa Beroangin yang dianggap tidak layah untuk dijadikan wilayah peternakan. Karena menurut mantan Bupati Polman itu, pemilihan lahan tersebut sudah melalui proses survei.

"Justru ditaruh di situ karena Dirjen sendiri yang pilih diantara yang ada. Justru dianggarkan pembuatan lahan, pagar. Sekarang sudah tumbuh makannya kok. Sekarang rumputnya bagaimana bisa diperbanyak, tidak mati kalau diinjak sapi," beber Ali Baal.

Ali Baal mengurai, luas lahan yang disiapkan untuk program peternakan sapi tersebut sekitar 2.000 Hektar. 700 Hektar untuk pengembangan sapi perah.

"Disyukuri rakyat Sulawesi Barat ini. Karena Departemen Pertanian mengalokasikan anggarannya. Hampir semua kawasan timur ambil sapi di situ bibitnya," begitu kata Ali Baal. (Keto/A)