Ringankan Beban Korban Bencana, Ini yang Dilakukan Jaringan Gusdurian

Wacana.info
Kampung Gusdurian. (Foto/Istimewa)

PALU--Jaringan Gusdurian menggagas kampung Gusdurian, sebuah wadah untuk membantu meringankan beban para korban gempa dan tsunami yang tekah meluluhlantahkan Palu, Sigi dan Donggala beberapa waktu lalu.

Kampung Gusdurian bagi para korban bencana sendiri terletak di desa Sidera, kecamatan Biromaru, kabupaten Sigi. Tepatnya sekitar 50 Meter sisi utara titik Likuifaksi yang menyeret perkampungan di Jono Oge hingga 500-1000 Meter.

Kampung Gusdurian nantinya akan menjadi hunian sementara bagi masyarakat yang rumahnya hancur dan terkubur dalam lumpur likuifaksi hingga memiliki hunian tetap.

Untuk tahap awal, akan disediakan 40 unit hunian sementara, dan akan bertambah lagi sesuai kebutuhan. di Kampung Gusdurian juga akan dibangun satu mushollah, satu rumah baca serta ntempat bermain anak.

"Kita juga membangun fasilitas sanitasi dan air bersih. Jaringan listrik, serta fasilitas umum lainnya," ungkap koordinator kemanusiaan Gusdurian A'ak Abdullah Al Kudus Sabtu (20/10).

Membangun fasilitas tersebut, jaringan Gusdurian tak bekerja sendiri. Kampung Gusdurian dibangun atas kerjasama dengan Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogjakarta, Laskar Hijau, Kappala, Pramuka Peduli, Detasemen 87 dan Komnas HAM Sulawesi Tengah.

"Pengerjaannya dilakukan secara gotong royong bersama Marinir yang bertugas mengamankan desa, serta warga setempat yang memiliki semangat untuk bangkit dan bergerak," urai dia.

Bangunan hunian sementara itu mengadopsi bentuk rumah adat Sulawesi Tengah, yakni model rumah panggung dengan bahan utama kayu yang didapatkan dari desa setempat.

Setiap rumah diberi sentuhan cat warna warni dan mural yang kreatif. Kata A'ak, model hunian sementara tersebut selain kokoh, juga tahan gempa, dan dianggap aman dari banjir bila hujan.

"Kami ingin memastikan para pengungsi yang tinggal di kampung ini nantinya merasa aman, nyaman dan guyub rukun," sebutnya.

A'ak menegaskan, siapapun bisa mendapatkan bantuan hunian sementara itu. Tandap melihat apa suku dan agamanya. Yang penting adalah korban dan dalam kondisi yang rentan.(*/Naf)