Pendapatan Pedagang Berkurang, Begini Analisa Ekonom STIE Muhammadiyah Mamuju

Wacana.info
Sejumlah Lods Milik Pedagang di Pasar Sentral Mamuju yang Kebanyakan Tutup. (Foto/Lukman Rahim)

MAMUJU--Sudah sekitar setahun terakhir, pendapatan sebagian besar pedagang yang berkativitas di pasar sentral Mamuju terus merosot. Pengamat ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Mamuju, Ahmad memberikan pandangannya atas fenomena tersebut.

Kepada WACANA.Info, ia menjelaskan, kian merosotnya pendapatan pedagang di kota Mamuju itu terjadi lantaran jumlah uang yang beredar di tengah masyarakat juga berkurang.

"Ini bisa disebabkan karena serapan anggaran dana pembangunan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten yang tidak berjalan sebagaimana mestinya," jelas Ahmad, Kamis (18/10).

"Sehingga pendapatan masyarakat khususnya yang bekerja pada sektor jasa konstruksi maupun sektor jasa lainnya dalam kondisi yang stagnan, atau boleh dibilang pendapatan mereka menurun," sambung dia.

Ahmad menambahkan, kondisi di atas sudah barang tentu berefek pada menururnnya pendapatan para pedagang, baik yang ada di pasar maupun pada sektor-sektor lainnya.

Selain minimnya peredaran uang, faktor lain yang juga berpengaruh pada lesunya perekonomian di pasar Mamuju ialah kecenderungan masyarakat yang menjadikan daerah luar, seperti Makassar atau kota-kota besar lainnya sebagai surga untuk berbelanja.

"Baik itu alat kantor, pakaian dan kebutuhan lainnya," begitu katanya.

Menurut Ahmad, hal penting yang mesti segera diperbaiki adalah iklim investasi yang kata dia wajib untuk segera disegarkan. Investor saat ini harus berpikir dua kali untuk masuk kota Mamuju ketika ingin membuka usaha jika kondisinya terus-terusan seperti apa yang diuraiakannya di atas. (Keto/A)