Mengapa PKS Berhentikan Para ‘Jagoannya’ di Sulbar ?

Wacana.info
Ketua Bidang Kaderisasi DPP PKS, Amang Syarifuddin. (Foto/Mursyid Syathir)

MAMUJU-DPP PKS resmi memberhentikan beberapa 'nama beken' di struktur kepengurusannya di Sulawesi Barat. Nama-nama seperti Ahmdan Syahdan, Hajrul Malik, Zainal Abidin, serta beberapa 'jagoan' lainnya, oleh DPP PKS siberhentikan dari jabatannya di struktur, kemudian menggantikannya dengan nama-nama yang boleh terbilang masih asing di telinga publik.

Ketua Bidang Kaderisasi DPP PKS, Amang Syarifuddin menyebut, keputusan untuk merotasi pengurus DPW PKS Sulawesi Barat dianggap sebagai tindakan revitalisasi kader yang lazim di tubuh partai yang diketuai Mohammad Sohibul Iman itu.

Menurutnya, maksud DPP PKS mengganti Hajrul Cs yang sudah malang melintang membesarkan PKS di Sulawesi Barat, bukan berarti membuang kader terbaik milik partai itu.

"Bukan kita berarti membuang yang bagus. Tapi lihat kader yang belum berkembang. Kasih dong kesempatan. Kira-kira begitu, yang sudah bagus sekali lagi bukan dibuang, tapi biarkan dia menjadi guru, menjadi kader yang lebih baik nantinya untuk bisa memberikan bimbingan kepada yang baru," urai Amang Syafruddin kepada WACANA.Info, Minggu (7/10).

Ia menambahkan, PKS sejatinya menginginkan kader-kader yang diberikan amanah di level manapun untuk mampu berdaya. Ketika di posisi tersebut dianggap kurang berdaya, barulah PKS merevitalisasi dengan melakukan rotasi. Tak mesti dimaknai sebagai pemecatan.

"Kalau di kami, di PKS dalam konteks secara umum, istilah pemecatan itu sebenarnya sesuatu istilah yang tabu dalam kebiasaan kita. Siapapun selalu kita berdayakan. Tetapi ketika tidak bisa berdaya di satu sisi, misalkan mungkin tidak pas di posisinya, maka kita geser atau dirotasi ke tempat yang lain. Itu adalah filosofi bagi kami di PKS," begitu penjelasan Amang Syarifuddin. (Uci/A)