Aksi Mamuju Peduli Indonesia

Indahnya Menjadi Manfaat Bagi Hamba Tuhan Lainnya

Wacana.info
Mamuju Peduli Indonesia Menghibur Para Korban Kebakaran di Balalinor. (Foto/Muhammad Syahril)

Oleh: Manaf Harmay

Pimpinan Redaksi WACANA.Info

YANG tersisa hanya puing. Rumah yang dulunya berdiri kokoh, bejajar rapi di kompleks padat penduduk itu, kini tinggal kenangan. Terselip di sela-sela arang, di celah bebatuan bekas bangunan rumah penduduk.

Di sana, bencana kebakaran pekan lalu masih membekas jelas. Aroma sisa-sisa kobaran api dirasa masih cukup jelas. Sementara di sisi lain, sejumlah warga saling berebut bantuan dari pihak lain yang hingga detik ini terus berdatangan.

Sore itu, Senin (3/09), kami dari Mamuju Peduli Indonesia mendatangi korban kebakaran di lingkungan Balalinor, Mamuju. Kami datang tak sekedar menyalurkan sejumlah uang hasil aksi penggalangan dana yang sedari beberapa hari lalu kami lakukan kepada 18 rumah yang luluh lantak oleh ganasnya si jago merah.

Kami juga membawa sejumlah pakaian bekas layak pakai, serta beberapa jenis bantuan lainnya khusus bagi saudara-saudara kami yang jadi korban kebakaran di sana. 

Mamuju Peduli Indonesia Bersama Para Korban Kebakaran Balalinor. (Foto/Manaf Harmay)

Setidaknya ada 18 rumah dan puluhan kepala keluarga yang jadi korban api. Sore itu, secara simbolik, uang berikut bantuan lainnya kami serahkan kepada Pak Lurah, serta beberapa tokoh masyarakat di Balalinor. 

Di tengah serba keterbatasan saudara-saudara kami itu, apa yang sempat kami salurkan ini jelas membuat mereka kegirangan. Tak ada habisnya senyum sederhana terlukis di wajah saudara-saudara kami yang jadi korban.

Senyum sederhana itu pun kian nyata begitu alunan gitar dan suara emas yang secara bergantian diperdengarkan oleh rekan-rekan kami dikumandangkan khusus bagi para korban yang berkumpul di salah satu sudut bekas kebakaran.

Pentas Musik Akustik Menghibur Korban Kebakaran Balalinor. (Foto/Manaf Harmay)

Iya. Kami datang bukan sekedar menyalurkan sejumlah uang, tidak hanya membawa bantuan berupa pakaian bekas atau bantuan lainnya. Kami pun hadir di sana untuk menghibur para korban, memberi warna ceria bagi mereka yang kami yakini begitu terpukul hingga tersungkur dalam duka mendalam akibat bencana. Kami menghibur mereka lewat aksi musik akustik.

Aksi musik akustik di lokasi kebakaran itu kami gelar selama hampir sejam lamanya. Tak sedikit dari para korban, utamanya anak-anak begitu terhibur atas apa yang kami lakukan itu. Benar, bahwa hiburan di tengah duka hukumnya 'sunnah' (jika enggan menyebutnya wajib) 

Rangkaian pertunjukan musik akustik serta proses penyerahan bantuan hari itu kami akhiri tak lama setelah suara masjid tanda jelang maghrib membahana. Semoga uang senilai Rp. 18 Juta dan beberapa bantuan lain yang kami serahkan hari itu benar-benar bisa jadi alat pereda duka mendalam yang dirasakan oleh saudara-saudara kami di Balalinor.

Pentas Musik Akustik Menghibur Korban Kebakaran Balalinor. (Foto/Manaf Harmay)

Kami pun pulang dengan perasaan yang ringan. Jelas hari itu batin kami diselimuti oleh rasa puas yang tak terhingga. Menjadi hamba Tuhan yang meringankan beban hamba Tuhan lainnya yang sedang dirundung duka. Apalagi dibayar mahal lewat senyum sumringah dari para saudara-saudara kami para korban kebakaran.

"Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada semua pihak, utamanya kepada masyarakat yang telah sudi menyalurkan bantuannya kepada kami. Hari ini, kami tekah menuntaskan salah satu agenda kemanusiaan kami menyalurkan bantuan masyarakat kepada para korban kebakaran di Balalinor ini," cetus salah satu inisiator Mamuju Peduli Indonesia, Irwan Umar. (*)