FKPMM Minta Gubernur Patuhi Kesepakatan Notulensi MoU

Wacana.info
Gubernur Sulbar Saat Memberi Penjelasan Soal Pembagian PI Blok Sebuku. (Foto/Harmegi)

MAMUJU--Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar telah menyampaikan statament terkait polemik Pembagian Perticipating Interest (PI) 5 Persen pengelolaan blok Sebuku. Ali Baal akhirnya menyebut bakal tetap berkonsultasi ke pemerintah pusat dalam hal pembagian PI tersebut.

Hal itu disampaikan Ali Baal setelah rencananya untuk membagi PI yang dimaksud dengan mengeluarkan 2 Persen dari PI itu untuk dibagi ke kabupaten-kabupaten mendapat sorotan dari banyak pihak. 

Mayoritas dari pihak itu menganggap, apa yang direncanakan Gubernur soal pembagian PI telah keluar dari kesepakatan yang teruang dalam notulensi MoU antara pemerintah provinsi Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, kabupaten Majene, kabupaten Kota Baru dan pemerintah pusat beberapa tahun lalu di istana Wapres.

Pendiri Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Mandar (FKPMM) Majene, Jasman mengingatkan, hendaknya Gubernur Sulawesi barat tidak memberi penafsiran lain atas hasil notulensi pada keepakatan di Istana Wapres itu.

"Gubernur Ali Baal Masdar di beberapa media, telah mewacanakan akan membagi PI dengan memakai aturan baru 3 Persen untuk Pemprov Sulbar, kabupaten Majene 1 Persen serta 1 Persen lainnya akan dibagi ke kabupaten lainnya dan mengacu pada Permen ESDM No 37 Tahun 2016 adalah kekeliruan. Padahal kesepakatan dimana pembagian 50-50 telah lama lahir sejak tahun 2012 dan itu disaksikan Wakil Presiden ,Jusuf Kalla," tutur Jasman via WhatsApp, Sabtu (9/06).

Jasman menambahkan, idealnya Gubernur harus patuh dan taat terhadap aturan pembagian PI yang tertuang notulensi MoU. Sebab, di sana jelas ada perjuangan pemerintah provinsi Sulbar dan kabupaten Majene itu yang harus dihargai.

"Jadi tidak usalah mau dibuatkan peraturan baru. Dikembalikkan saja kesepakatan awal yang tertuan dalam Mou Pak Gubernur. Saya kira itu lebih bijak dan lebih bermartabat," sambungnya.

Ribut-ribut pembagian PI pengelolaan blok Sebuku memang jadi pusat perhatian publik beberapa hari ini. Bahkan, ratusan warga Majene telah menggelar aksi unjuk rasa menentang rencana Gubernur di atas.

"Jangan mengundang kegaduhan, kecaman, dan polimik dengan ingin membangunkan singa-singa yang tidur pulas. Sebab semut pun bila diganngu akan menggigit. Apalagi masyarakat Majene mau dirampas haknya dan dilukai hatinya, sudah pasti akan melakukan perlawanan," simpulnya. (Keto/B)