Menerka ‘Anwar Effect‘ di Pilkada Polman

Wacana.info
Anwar Adnan Saleh Berseragam NasDem. (Foto/Manaf Harmay)

POLMAN--Mantan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh melanjutkan karir politiknya di partai NasDem. Pada pelantikan pengurus DPW NasDem Sulawesi Barat di Mamuju beberapa waktu lalu, Anwar kembali membuktikan bahwa dirinya memang seorang politisi yang boleh dibilang penuh teka teki.

Anwar terkesan 'menyalip' sosok Habsi Wahid di panggung pelantikan pengurus DPW NasDem Sulawesi Barat yang idealnya 'milik' Bupati Mamuju tersebut. Seisi ball room d'Maleo hotel -tempat pelaksanaan pelantikan- pun dibuat terkejut atas sikap dari seorang Anwar yang memilih partai besutan Surya Paloh itu sebagai pelabuhan politiknya. 

Bergabungnya Anwar di gerbong NasDem tentu mewajibkan ia untuk tunduk dan patuh pada garis aturan sekaligus setiap kebijakan partai. Salah satunya untuk suksesi NasDem di dua Pemilukada di Sulawesi Barat; Polman dan Mamasa.

Khusus di Pemilukada Polman, partai NasDem adalah satu dari 3 partai yang tergabung dalam koalisi rakyat, koalisi partai pengusung paket Salim S Mengga-Marwan. NasDem bersama Demokrat dan PPP adalah 3 poros politik utama milik Salim-Marwan dalam upayanya menumbangkan kedigdayaan petahana, Andi Ibrahim Masdar-Muh Natsir Rahmat yang disokong oleh PAN, PKPI, PDI-P, Golkar, PKS, Gerindra dan PKB.

"Iya, itu otomatis. Itu adalah kebijakan partai. Tentu saya tidak bisa melawan apapun kebijakan partai," ungkap Anwar kepada WACANA.Info saat ditanya soal kesediaannya mendukung pasangan Salim-Marwan yang di Pemilukada Polman beberapa waktu lalu.

Dalam rapat konsolidasi DPW NasDem Sulawesi Barat yang digelar Selasa (17/04) kemarin, komitmen untuk 'bermain full' di Pemilukada Polman juga diutarakan Ketua DPW NasDem Sulawesi Barat, Habsi Wahid. 

Anwar yang telah menegaskan komitmennya untuk tunduk atas keputusan dan kebijakan partai di atas, menurut Habsi merupakan bukti betapa NasDem mematok target menang di Pemilukada Polman.

"Target kita menang. Kami di DPW akan segera turun memberikan support kepada DPD yang saat ini tengah berjuang," jelas Habsi Wahid pada kesempatan itu.

Sebagai sosok yang pernah merasakan tampuk kepemimpinan di Sulawesi Barat selama 10 tahun, Anwar diyakini masih memiliki kekuatan plus pengaruh politik yang cukup besar di 'bumi tipalayo' itu. Bergabungnya pria kelahiran 20 Agustus 1948 itu ke gerbong pemenangan Salim-Marwan sudah barang tentu menjadi terapi energi sekaligus pelecut semangat tim, relawan dan simpatisan pasangan calon nomor urut 1 tersebut.

"Saya melihat, selain sebagai konsekuensi bergabungnya Pak Anwar di NasDem, kondisi Polman yang semakin jauh tertinggal ini juga membuat semua pihak merasa bertanggungjawab untuk menghadirkan pemimpin yang lebih berkualitas di Polman. Dari kalangan bawah, hingga jajaran elit pun pasti menginginkan adanya perubahan di Polman. Hal itu pun berlaku bagi Pak Anwar," begitu kata Syamsul Samad, ketua tim pemenangan Salim-Marwan saat dihubungi belum lama ini.

"Dukungan dari Pak Anwar itu tentu akan membuat pergerakan tim serta para simpatisan Salim-Marwan semakin bersemangat. Penegasan dukungan dari Beliau itu memberi kami optimisme yang kian tinggi," certus Syamsul, pria asli Bala, Polman itu.

Di 'pihak sebelah', komitmen Anwar untuk ikut mengkampanyekan Salim-Marwan di Pemilukada Polman tak lantas menjaminkan kemenangan bagi penantang petahana itu. Koordinator koalisi Andi Ibrahim Masdar-Muh Natsir, Ajbar Abd Kadir menganggap, dengan atau tanpa sosok Anwar, rakyat Polman sudah bisa menilai sejauh mana keberhasilan pembangunan di bawah kepemimpinan Andi Ibrahim Masdar-Muh Natsir di kabupaten Polman.

"Biasalah. Tentu selaku kader partai, Beliau (Anwar Adnan Saleh) wajib mengkampanyekan. Tapi siapun yang turun, tim kami siap. Saya fikir rakyat sudah melihat apa yang telah dihasilkan dari pembangunan di masa kepemimpinan saat ini. Kami tidak pernah gentar siapapun yang datang. Bagi kami, silahkan. Kami tidak pernah merasa wow. Kami percaya kerja tim hari ini yang sudah berkunjung ke 114 desa sampai hari ini," kata Ajbar saat dihubungi via telepon, Kamis (19/04).

Ajbar, pria yang juga ketua DPD PAN Polman itu justru menyambut baik jika tokoh sekaliber Anwar Adnan Saleh dapat ikut berperan aktif dalam dinamika politik di Polman. Jika itu benar-benar terjadi, Ajbar percaya kualitas demokrasi di Polman bakal menemukan bentuk terbaiknya.

"Sekali lagi silahkan. Bagi tim kami, kami enjoy saja. Mudah-mudahan membawa dinamika tersendiri akan kehadiran Pak Anwar. Kami siap untuk bertarung ide dan gagasan di Pilkada Polman," simpul Ajbar Abd Kadir.

Setali tiga uang, Sekretaris DPD Gerindra Sulawesi Barat, Isra D Pramulya pun berpandangan serupa. Ia meyakini, margin tingkat elektabilitas antara jagoannya dengan Salim-Marwan bisa disimpulkan sudah tak mungkin terkejar lagi, meski dengan dukungan langsung dari sosok Anwar Adnan Saleh sekalipun.

"Sehelai rambutpun kami tak gentar. Kami menilai, itu agak berat. Siapapun yang turun berkampanye untuk penantang petahana menurut kami agak berat, apalagi di sisa waktu beberapa bulan lagi," ujar Isra dengan cara yang khas.

Mantan Sekjen PMII itu tak menampik betapa dahsyatnya kekuatan politik dari seorang Anwar Adnan Saleh. Wajar, jika ia mengatakan demikian. Di Pemilukada Sulawesi Barat tahun lalu, Isra pernah jadi saksi atas besarnya 'daya ledak' Anwar kala mengatar Ali Baal Masdar dan isterinya, Enny Anggraeni ke kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat.

"Berpengaruh iya, tapi tidak seberapa pengaruhnya. Sebagai seorang mantan Gubernur, kita hormati keputusan Pak Anwar itu. Kami menilai, keputusannya itu justru membuat mesin politik kami semakin panas," simpul Isra D Pramulya, pria yang begitu jatuh hati pada klub sepak bola Real Madrid itu.

Pertanyaan seputar pengaruh Anwar Adnan Saleh di Pemilukada Polman pun sampai ke Direktur Eksekutif Indeks Politik Indonesia (IPI) Suwadi Idtris. Dalam pandangannya, di setiap kontestasi politik di Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh selalu menjadi 'kartu truf'. 

Komitmen Anwar untuk ikut memenangkan pasangan Salim-Marwan di Pemilukada Polman, menurut Suwadi akan memberi efek positif pada tingkat keterpilihan Salim-Marwan sendiri.

"Tapi, semua tergantung pada sejauh mana tokoh itu membantu calon yang tertentu. Kalau hanya sekedar menjual nama Beliau, efeknya saya fikir tidak signifikan. Tapi kalau misalnya dia menggerakkan seluruh jaringan dan timnya, itu bisa berefek besar. Semuanya tergantung juga pada sejauh mana gerakan itu dijalankan," ujar Suwadi.

Kerja kolektif tim pemenangan jadi hal yang mesti segera dimaksimalkan oleh pasangan Salim-Marwan. Jika hanya mengandalkan ketokohan seorang Anwar, tanpa dibarengi kerja nyata di lapangan politik, Suwadi menyebut, gap elektoral antara petahan dan penantang petahana bakal kian menganga.

"Anwar Adnan Saleh ini sangat membantu Salim-Marwan, setidaknya melalui ketokohan Anwar, mudah-mudahan bisa dimaksimalkan lewat gerakan dari timnya. Ini kerja kolektif, bukan hanya ketokohannya saja yang dijual, tapi itu sangat tergantung bagaimana tim memaksimalkannya. Melawan pasangan petahana itu diperlukan kerja keras. Ketokohan seorang Anwar harus dimaksimalkan oleh Salim-Marwan. Tentu itu ditopang oleh kerja tim dan juga kerja kolektif dari semua pihak di kubu Salim-Marwan," terang Suwadi Idris.

Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara Pemilukada Polman sendiri akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018. Sedangkan rekapitulasi akan dilaksanakan pada 28 Juni 2018.

Rentang waktu dari detik ini ke hari H Pemilukada tersebut terbilang sudah sangat mepet. Tinggal kita tunggu Apakah 'Anwar effect' mampu mendongkrak suara Salim-Marwan dalam upayanya menumbangkan petahana. 

Ataukah Anwar telah kehilangan sentuhan magisnya hingga sebagai kader NasDem, ia gagal mengantar jagoan partainya itu ke pintu kemenangan di Pemilukada Polman. Only God know's... (Naf/A)