Ini Sekolah di Mamuju yang Jadi Pilot Project Sekolah Ramah Anak

Wacana.info
Sekolah Ramah Anak di Mamuju. (Foto/istimewa)

MAMUJU--Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yombise mencanangkan empat sekolah sebagai pilot project sekolah ramah anak di Mamuju, Kamis (12/04). Keempat Empat sekolah tersebut masing-masing; MTs Negeri Binanga Mamuju, SMP Negeri 2 Mamuju, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Khaeriyah Mamuju dan SDN Inpres Rimuku.

Pencanangan sekolah ramah anak tersebut dilangsung di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Binanga dan ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh menteri Yohana dan penandatanganan baliho bersama sejumlah pejabat daerah yang hadir.

Mereka yang hadir diantaranta, Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, Deputi Tumbuh Kembang Anak, Leny Nurhayanti Rosalin, Wakil Bupati Mamuju, Irwan Pababari, Plt Bupati Polman, Amujid, Kakanwil Kemenag Sulawesi Barat, Muhdin, Anggota DPR RI, Andi Ruskati Ali Baal, Ketua DPRD Mamuju, Suraida Suhardi, Kepala Dinas Pembedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Mamuju, Sahari Bulan dan Kandepag Mamuju, Syamsuddin.

Menteri Yohana pada kesempatan itu mengatakan, anak meruakan investasi masa depan dari bangsa Indonesia. Pemerintah hendaknya komitmen untuk memperhatikan hak dan perlindungan anak.

"Kalau sudah ada komitmen bersama dari Gubernur dan Bupati, niscaya hak-hak anak dan tumbuh kembang anak akan menjadi tanggungjawab kita bersama. Ada 24 indikator yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, utamanya perlindungan khusus anak harus diperhatikan," jelas menteri Yohana.

"Melaui indikator tersebut, anak-anak harus diperhatikan hak-haknya. Olehnya mari kita memberikan semangat kepada sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah ramah anak walaupun masih dalam proses inisiasi," pinta perempuan kelahiran Papua itu.

Di tempat yang sama, Irwan Pababari mengaku berterimakasih dan memberi apresiasi kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atas penunjukan empat sekolah di Mamuju untuk dijadikan target aplikasi sekolah ramah anak.

"Kami tentu berharap dari program yang bertujuan untuk menjamin perlundungan hak-hak anak, akan benar-benar menjadi pilot project untuk sekolah-sekolah lain. Tidak hanya skala Sulbar, namun seluruh Indonesia," kata Irwan.

Menurutnya, sekolah ramah anak yang pada dasarnya ingin menjadikan sekolah sebagai tempat yang bersih, aman, ramah, indah, sehat dan asri dianggap sebuah terobosan dalam dunia pendidikan yang perlu mendapatkan dorongan bersama.

"Pembentukan karakter pribadi anak sebagian besar terjadi di sekolah karena sekolah adalah rumah kedua  bagi anak. Sehingga jika mereka merasa aman dan nyaman, tentu pribadi mereka akan lebih terbuka," sebutnya.

"Kita tidak menginginkan lahirnya anak yang tidak mampu meneruskan stafet pembangunan dengan baik. Sehingga perlu regulasi untuk menginterpensi, disamping itu juga perlu semangat kebersamaan mendorong keberhasilan sekolah ramah anak ini," sambungnya.

Irwan pun berharap, orang tua aktif melakukan pengawasan terhadap anak. Sebab menurut dia, program sekolah ramah anak hanya akan terwujud jika mendapatkan dorong aktif dari para orang tua.

"Sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project, agar mempersiapkan diri, baik infrastruktur maupun SDM sehingga sekolah ramah anak tidak sekedar slogam," tutup Irwan Pababari.(*/Naf)