Murni Bencana Alam, Ini Penjelasan Bupati Mamuju Soal Banjir

Wacana.info
Salah Satu Titik Banjir di Mamuju. (Foto/Facebook)

MAMUJU--Bupati Mamuju, Habsi Wahid turun langsung dalam upaya evakuasi warga saat banjir dahsyat menerjang Mamuju, Kamis (22/03).

Dari pantauannya di lapangan, Habsi menyebut, pukul 06:00 Wita adalah waktu yang paling rawan saat air mencapai hampir 2 Meter antara jembatan Karema dan Simbuang.

"Ini terjadi hingga pukul 08:00 Wita. Alhamdulillah perlahan air mulai surut sekitar pukul 09:00 Wita, air sudah mulai turun hingga paha. Itu kejadin ril karena saya langsung turun ke lokasi," ungkap Habsi dalam konfrensi pers di Mamuju.

Konfrensi Pers Tentang Banjir di Mamuju. (Foto/Istimewa)

Menurutnya, musibah itu bukan disebabkan oleh ketidakmampuan infrastruktur dalam kota seperti drainase. Habsi menyebut, banjir terjadi akibat hujan deras sehingga sungai Karema meluap dan menyebabkan air masuk ke kota dan menghanyutkan beberapa rumah warga.

"Ini juga disebabkan karena bibir pantai yang terlalu dekat dengan pemukiman. Kejadian ini, ada beberapa hal yang kita data. Data sementara sebanyak 85 orang dewesa dan 44 anak-anak. Dua orang ibu hamil dievakuasi. Serta satu anggota Polres yang sementara dirujuk ke Makassar akibat sengatan listrik," urainya.

Habsi pun menyebut, terdapat sekitar 25 keluarga atau 80 jiwa di desa Sese, kecamatan Simboro juga telah dievakuasi pagi tadi. 

Untuk menampung para korban tersebut, ada 3 posko yang disediakan oleh tim terpadu, yakni di Mapolres Mamuju, Makodim Mamuju dan BTN Haji Basir. 

3 Posko ini juga jadikan dapur umum untuk melayani korban banjir.

"Tadi kita sudah rapat bersama satuan kerja terkait. Antara lain Dinas PUPR, Dinas Sosial, BPBD, para Lurah dan Camat, mereka bertugas untuk mendata masyarakat yang kena bencana karena yang disebutkan baru bersifat sementara," cetusnya.

"Kemungkina masih banyak korban yang ada di pemukiman. Kita juga sudah bekerjasama dengan Bulog untuk menyalurkan beras, karena memang ada beras yang disediakan khusus untuk menangani terjadinya bencana," sambungnya.

Untuk menghindari kejadian dalam masa jangka panjang. Ia mengaku sudah melaporkan ke Gubernur untuk membuat satu program menangani sungai Karema sehingga tidak terjadi lagi di masa akan datang. (*/Naf)