WALHI Temukan Banyak Masalah di Polman, Begini Penjelasan Kadis Kehutanan

Wacana.info
seminar Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Barat. (Foto/Lukman Rahim)

MAMUJU--Ada banyak ketimpangan agraria yang terjadi di Polewali Mandar. Hal tersebut jadi pembicaraan hangat dan menjadi sorotan dalam seminar Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Barat yang digelar di Mamuju Beach Hotel, Sabtu (19/08) kemarin.

Mulai dari alih fungsi kawasan konservasi suaka margasatwa di dusun Mampie desa Galeso-Lampoko menjadi Areal Pengunaan Lain (APL). Ada juga perambahan hutan yang diduga kuat mendapat beking dari pihak tertentu. 

Kepala Dinas Kehutanan provinsi Sulawesi Barat, Fakhruddin mengatakan, alih fungsi lahan tersebut merupakan usulan dari pemerintah kabupaten dan telah disetujui oleh DPR-RI tahun 2014 silam.

“Pada tahun 2012 diusul oleh Bupati untuk berubah status dari kawasan itu menjadi APL,” terang Fakhruddin saat ditemui seusai membawakan materi pada seminar tersebut.

Sebagai informasi tambahan, kawasan suaka margasatwa yang berada di Mampie dan Lampoko merupakan wilayah yang dijadikan tempat transit bagi burung Pelikan Australia. Di bulan tertentu, burung tersebut akan singgah mencari makan di hutan bakau sebelum melanjutkan migrasinya ke Tiongkok.

“Meski sudah beralih status, namun oleh Kementrian tetap menitipkan agar beberapa kawasan yang menjadi tempat singgah burung itu agar tetap dijaga,” tutur Fakhruddin. (Keto/A)