Spesialnya David de Gea di Mata Fergie

Wacana.info
David de Gea dan Fergie. (Foto/ESPN)

David de Gea kemungkinan besar akan meninggalkan Manchester United pada akhir musim 2016/2017. Isu ini mencuat menyusul pernyataan manajer Manchester United, Jose Mourinho, yang tidak akan memainkan De Gea pada laga melawan Southampton pada lanjutan Liga Primer Inggris dan Ajax Amsterdam di final Liga Europa UEFA. 

Untuk mengisi pos yang ditinggalkan De Gea, Mourinho memastikan kiper asal Argentina, Sergio Romero, akan menjadi kiper utama. Selain itu, dua kiper muda MU, Joel Pereira dan Kieran O`Hara, akan dibawa sebagai kiper cadangan. Bahkan kemungkinan besar Pereira akan diturunkan saat menghadapi Crystal Palace pada laga terakhir Liga Primer.

"Joel Pereira kiper fantastis dan saya akan memberikannya kesempatan bermain di salah satu dari tiga laga tersisa Liga Primer," ujar Mourinho seperti yang dikutip Mirror, sebelum Man United menghadapi Tottenham Hotspur.

Membicarakan De Gea mengingatkan sebuah cerita menarik yang berkaitan dengan manajer legenda Manchester United, Sir Alex Ferguson. David de Gea sendiri merupakan satu dari sekian banyak pemain era Ferguson yang masih bertahan sampai saat ini. 

Bahkan bisa dibilang, kiper asal Spanyol ini merupakan warisan paling berharga Ferguson untuk United yang pensiun pada 2013. Mantan kiper Atletico Madrid ini direkrut "Setan Merah" pada musim 2011/2012.

Pada 2013, De Gea direkrut Fergie berbarengan dengan Phil Jones dan Ashley Young. Saat itu, ia harus bersaing dengan Anders Lindegaard, Thomas Kuszczak, dan Ben Amos. Sam Johnstone juga mulai sering berlatih dengan tim utama United saat itu.

Namun sejak awal, Ferguson punya penilaian spesial pada De Gea. Dalam buku terbaru Fergie berjudul Leading, manajer asal Skotlandia itu mengisahkan bagaimana upayanya merekrut De Gea hingga De Gea menjalani laga pertamanya untuk United. Fergie bahkan mengatakan jika De Gea memiliki karakter sempurna untuk United.

"Waktu David de Gea bergabung dengan kami pada 2011, dia mendapat tugas berat menggantikan peran yang sebelumnya dijalankan dengan baik sekali oleh Edwin van der Sar selama empat tahun. David baru berumur 20 tahun ketika itu, dan walau tubuhnya jangkung, kekuatan ototnya belum cukup berkembang untuk menghadapi beberapa pemain tertangguh di Liga Primer," tulis Fergie.

"Beberapa bulan pertama, penampilannya masih naik turun; pers dan penggemar terus mengawasinya. Sesudah satu pertandingan, saya dapat melihat bahwa dia kecil hati, jadi daripada bicara langsung ke dia, saya memilih berbicara ke seluruh tim. Saya beri tahu mereka bahwa David adalah contoh sempurna karakter United, dan dia datang ke Inggris tanpa bisa berbahasa Inggris, tidak punya SIM, lalu saban minggu dihajar para penyerang yang bertekad menyulitkan hidupnya," lanjutnya.

Perkataan itu, menurut Fergie, langsung membuat karier De Gea semakin menanjak. De Gea yang asalnya merasa tertekan, seolah terlepaskan bebannya dari bayang-bayang Van der Sar. Dan yang terjadi kemudian, pemain berusia 26 tahun ini kini menjadi salah satu kiper terbaik dunia dan selalu tampil gemilang di bawah mistar apapun kondisi yang dihadapi United.

"Ketika saya selesai bicara, saya dapat melihat bahwa kata-kata saya sudah mengangkat semangatnya. Dia sekarang termasuk salah seorang kiper terbaik di dunia, berkat karya pelatih kiper Eric Steele dan yang lain," sambung Fergie.

Fergie sendiri tampak tahu betul kemampuan De Gea sejak De Gea belum bergabung dengan Manchester United. Bahkan untuk memastikan bahwa kualitas De Gea memang sesuai apa yang ia pikirkan, De Gea menjadi satu-satunya pemain yang langsung dipantau Fergie selama berhari-hari.

"Dari 1.500 pertandingan United yang saya pimpin, saya tidak datang hanya di tiga pertandingan. Pertama, ketika saya berada di Glasgow untuk adik saya yang baru ditinggal meninggal istirnya pada 1998. Kedua, karena pernikahan anak tertua saya di Afrika Selatan pada 2000. Dan terakhir, untuk memantau De Gea pada 2010," aku Fergie masih dari buku Leading.

Sementara itu apa yang dilakukan Mourinho pada De Gea, dengan memarkirnya di laga penting United, mengingatkan juga dengan apa yang pernah dilakukan Ferguson ketika memarkir kiper andalannya jelang laga penting. Ini terjadi pada tahun 1990, ketika United akan menghadapi Crystal Palace di laga replay final Piala FA, walau dengan alasan berbeda.

"Di ruang ganti, setelah final pertama, saya melihat Jim Leighton (kiper utama MU saat itu) tampak memegangi kepalanya dengan tangannya, ia terlihat dikalahkan. Saya mendekatinya dan memberinya tepukan, tapi ia tidak menanggapinya. Ia terlihat sebagai orang yang dikalahkan bagi saya," ujar Ferguson dalam otobiografinya, Managing My Life.

"Jim tahu ia tampil buruk kembali dan ia merasa tidak menolong tim. Saya merasakan apa yang ia rasakan bahwa hasil imbang (skor 3-3) itu melukai perasaannya, yang kemudian mengganggu pikiran saya. Jadi saya pikir jika saya kembali memainkannya di pertandingan replay lalu ia kembali melakukan kesalahan, itu bisa menghancurkannya dan membuat kami kehilangan trofi," sambungnya.

Alhasil pada final ulangan, Ferguson tidak menurunkan Leighton dan menggantikannya dengan kiper cadangan, Les Sealey. Sebuah perjudian besar, apalagi Leighton juga malah semakin kecewa dengan keputusan Fergie. Tapi ternyata, United menang 1-0 saat itu. "Setan Merah" pun memenangi Piala FA, dan itu merupakan trofi pertama Fergie bersama United.

Setelah insiden itu, Leighton tercatat hanya sekali dimainkan Fergie, sebelum akhirnya dipinjamkan ke Arsenal dan Reading. Dua tahun berselang, Leighton yang merupakan kiper andalan Fergie sejak di Aberdeen, hengkang ke Dundee United.

Saat ini, De Gea santer diberitakan akan gabung Real Madrid. Pada awal musim 2015/2016, De Gea sebenarnya nyaris bergabung dengan Real Madrid. Kepindahan De Gea ke kesebelasan kota kelahirannya itu gagal karena terdapat masalah perihal administrasi. Transfer itu terjadi pada detik-detik terakhir bursa transfer.

Spekulasi yang menghubungkan De Gea dengan Real Madrid sepertinya sudah menjadi “acara tahunan”. Namun, musim depan ia mungkin benar-benar akan pindah ke Madrid jika tidak ada Liga Champions untuk United.

Mourinho sendiri sudah memprioritaskan untuk menjuarai Liga Europa, dan kemungkinan ia akan melakukannya dengan Sergio Romero di final, bukan dengan De Gea. Mengalahkan Ajax di final dan menjuarai Liga Europa ini adalah satu-satunya cara bagi United untuk bermain di Liga Champions musim depan dan juga kemungkinan besar mempertahankan De Gea.

Meskipun masuk ke dalam PFA Team of the Year, sejujurnya De Gea tidak memainkan musim terbaiknya jika kita bandingkan dengan musim-musimnya sebelumnya di United. Akan tetapi, tidak ada yang meragukan kemampuannya sebagai salah satu kiper terbaik di Liga Inggris dan bahkan di dunia.

Jika memang kiper terbaik ditakdirkan untuk bermain di kesebelasan terbaik; dan jika kesebelasan terbaik adalah kesebelasan yang rutin selalu bermain di Liga Champions setiap musimnya (sejujurnya Real Madrid masuk ke kriteria ini), maka De Gea memang sudah ditakdirkan pindah ke Real Madrid.

Kini, meski sempat memilih bertahan karena United dilatih Mourinho, tampaknya pintu keluar untuk De Gea kembali terbuka. Apalagi beberapa isu menyebutkan jika De Gea akan menjadi alat tukar United untuk mendapatkan James Rodriguez yang juga sedang berusaha keluar dari Real Madrid. Maka bisa jadi, musim ini akan menjadi musim terakhir De Gea, si pemain yang (menurut Feruson) memiliki karakter Manchester United. (Sumber: http://panditfootball.com)